Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Iya. Tadi malam. Karena parasit darah. Komplikasi jadinya. Jadi hatinya bengkak. Terus muntah darah karena parasit darah,” ungkap Kepala Seksi Peternakan dan Kesehatan Hewan Sudin KPKP Jaktim, Irma Budiany, saat dikonfirmasi, Selasa (29/10).
Irma mengatakan, Sparta sakit saat dalam masa proses pelatihan anjing pelacak di Detasemen K-9 Polri. Sakit itulah yang membuat Sparta mengalami pembengkakan hati dan muntah darah, hingga akhirnya mati.
“Masih di sana kan. Masih di K-9. Kan setelah diobservasi ditaruh di K-9, itu dia di situ sakitnya,” katanya.
Saat dilepas dari pengawasan Dinas KPKP Jaktim dan diserahkan ke polisi, Sparta berada dalam keadaan sehat. Irma tak tahu pasti apa yang menjadi pemicu penyakit Sparta tersebut. Penyakit diduga itu dipicu rasa stess pada hewan tersebut lantaran tak lagi bertemu dengan pengasuh sekaligus tuannya, yaitu Bima.
ADVERTISEMENT
Sparta diserahkan ke polisi pada 13 September 2019, sejak selesai menjalani observasi Dinas KPKP Jaktim. Menurut Irma, setelah di tangan polisi, pihaknya tidak lagi memantau langsung keaadaan hewan tersebut.
Sebagaimana diketahui, Sparta adalah anjing yang beberapa bulan lalu sempat banyak dibicarakan. Sparta kala itu menyerang asisten rumah tangga (ART) di rumah Bima Aryo, hingga sang asisten meninggal dunia.
Karena kejadian itu, Sparta dibawa ke Sudin KPKP Jaktim untuk dikarantina. Setelah itu, Sparta dibawa lagi ke unit K-9 Polri, untuk dijadikan anjing pelacak pembantu tugas polisi.