Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Stafsus Pram Sebut Rute Event Sepeda Silatuhride yang Lewati JLNT Belum Final
16 April 2025 16:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Staf Khusus Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Cyril Raoul Hakim atau Chico Hakim, menegaskan bahwa rute kegiatan Silaturahride With Mas Pram yang akan digelar bersama Pemprov DKI Jakarta masih bersifat tentatif.
ADVERTISEMENT
Silaturahride merupakan acara bersepeda bersama Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang digelar pada Sabtu (19/4) pagi. Rombongan akan menempuh jarak 40 kilometer dengan start dan finish di Balai Kota Jakarta.
Rute acara bersepeda itu menuai polemik karena melewati Jalan Layang Non Tol (JLNT) Casablanca, Jakarta Selatan. Rute tersebut ditolak oleh komunitas sepeda karena secara hukum jalan tersebut bukan untuk dilintasi sepeda.
“Tetapi pada prinsipnya gini, yang pasti yang memberikan masukan terkait rute itu adalah komunitas-komunitas teman-teman pesepeda,” kata Chico saat diwawancarai, Rabu (15/4).
Ia menjelaskan bahwa penentuan rute bukan berasal dari inisiatif Pramono. Menurutnya, peran gubernur adalah sebagai tuan rumah yang memfasilitasi start dan finish di Balai Kota, sedangkan rute disusun berdasarkan masukan komunitas dan diskusi dengan Dinas Perhubungan (Dishub).
ADVERTISEMENT
“Tapi ini semua belum final kok. Ini kan belum besok acaranya. Bukan besok lah. Artinya apa? Masukan-masukan dari publik, dari komunitas. Tentunya akan terus tetap kita terima,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah rutenya masih bisa berubah, Chico menegaskan bahwa semua kemungkinan masih terbuka.
“Semua kemungkinan ada. Namanya acaranya belum dijalanin. Ya kan semua masukan tentunya akan jadi pertimbangan. Nah ini yang lebih kompeten untuk jawab, Kadishub lah,” imbuhnya.
Rute Ditolak B2W
Ketua Komunitas Bike to Work (B2W) Indonesia, Ahmad Syafrudin, mengkritik keras pemilihan rute yang dianggap berbahaya. Menurutnya, JLNT Casablanca tidak dirancang untuk kendaraan roda dua.
“JLNT itu hazard (berbahaya) untuk roda dua (sepeda maupun sepeda motor) karena potensi kendaraan bermotor speed tinggi, tak ada pembatas jalur, tak ada exit emergency untuk evakuasi dan lain-lain; karena memang didesain bukan untuk roda dua,” kata Ahmad kepada kumparan, Selasa (15/4).
ADVERTISEMENT
Ahmad menilai, daripada memakai jalur yang melanggar aturan, pemerintah sebaiknya memperkuat dan mengintegrasikan lajur sepeda ke seluruh kota secara masif.
“Kalau mau mengembangkan fasilitas lajur sepeda, lebih baik bangun integrasi lajur sepeda secara masif ke seluruh wilayah kota. Berikut perkuat lajur yang sudah ada, terutama pengaman lajur,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa komunitas tidak diberi ruang untuk memberi masukan saat diundang ke Balai Kota membahas event tersebut.
“Iya nggak ada. Top down,” tambahnya.
Ahmad menyebut komunitasnya tidak hadir dalam rapat lanjutan yang digelar pada Sabtu, karena menolak dijadikan pihak yang dianggap menyetujui rencana tersebut.