Sudan Masih Membara, 43 Orang Tewas Akibat Serangan Drone di Pasar Tradisional

11 September 2023 11:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret udara asap hitam dan api di pasar Omdurman di Omdurman, Sudan, Senin (15/5/2023). Foto: REUTERS/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Potret udara asap hitam dan api di pasar Omdurman di Omdurman, Sudan, Senin (15/5/2023). Foto: REUTERS/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Sedikitnya 43 orang tewas dalam usai serangan drone menghantam sebuah pasar tradisional di bagian selatan ibu kota Sudan, Khartoum, pada Minggu (10/9).
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini terjadi bertepatan saat masih berlangsungnya perang saudara antara militer nasional Sudan dengan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) sejak April 2023.
Dikutip dari Associated Press, informasi mengenai serangan drone tersebut disampaikan oleh para aktivis dan Persatuan Dokter Sudan.
RSF menuding Angkatan Udara Sudan atas serangan itu – meski tanpa memberikan bukti secara independen. Namun, pihak militer mengatakan pada Minggu sore bahwa mereka tidak menargetkan warga sipil.
"Tuduhan RSF adalah klaim yang salah dan menyesatkan," kata pihak militer.
Terpisah, media lokal melaporkan bentrokan sengit telah terjadi selama akhir pekan di ibu kota Provinsi Darfur Utara, al-Fasher, menyusul serangan terhadap fasilitas militer oleh RSF.
Potret udara asap hitam dan api di pasar Omdurman di Omdurman, Sudan, Senin (15/5/2023). Foto: REUTERS/Handout via REUTERS
Salah satu negara di Afrika Utara ini telah diguncang konflik bersenjata sejak pertengahan Agustus 2023.
ADVERTISEMENT
Konflik dipicu oleh ketegangan yang terjadi antara pemimpin militer Sudan Jenderal Abdel Fattah Burhan dengan RSF yang dipimpin oleh mantan wakilnya, Mohamed Hamdan Dagalo (Hemedti).
Ketegangan kemudian meledak menjadi pertempuran terbuka yang melibatkan berbagai senjata berat. Mulai dari artileri hingga pesawat tempur – hingga menimbulkan kesulitan bagi para relawan untuk membuka koridor kemanusiaan.
Konflik pun menyebar ke beberapa bagian negara. Di wilayah Khartoum Raya – yang meliputi kawasan ibu kota negara, Omdurman, dan Bahri, RSF telah mengambil alih rumah-rumah warga sipil dan mengubahnya menjadi pangkalan operasional.
"Militer menanggapi dengan mengebom daerah-daerah permukiman ini," kata kelompok-kelompok aktivis dan pembela HAM.
Penembakan tanpa pandang bulu dan serangan udara oleh kedua faksi bersenjata bukanlah hal yang asing dalam perang saudara di Sudan— yang telah mengubah wilayah Khartoum Raya sebagai medan perang.
ADVERTISEMENT