Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Kapal Tan Soe Er Hao milik Akademi Ilmu Pengetahuan China gagal mengangkat bagian anjungan KRI Nanggala -402 yang tenggelam di perairan utara Bali.
ADVERTISEMENT
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) II Laksda TNI Iwan Isnurwanto mengatakan, tim Tan Seo Er Hao memperkirakan berat anjungan atau sail section KRI Nanggala mencapai 18 ton.
Tan Seo Er Hao lalu memasang tali penarik atau sling dengan sebuah robotik ke badan anjungan. Tali tersebut ternyata putus.
"Bayangkan 18 ton dibawa dari bawah diangkat ke atas, yang memasang adalah robot pakai sling dikaitkan untuk diangkat. Setelah masang semua, dipasang, putus slingnya enggak mampu (mengangkat anjungan)," kata Iwan dalam jumpa pers di Pangkalan TNI AL Denpasar, Selasa (18/5).
Tim evakuasi Tan Seo Er Hao berkali-kali mencoba mengangkat anjungan. Berkali-kali juga gagal.
Tim lalu mengkalkulasi ulang. Mereka memperkirakan berat anjungan lebih dari 20 ton. Tim memperkirakan berat anjungan meleset dari perkiraan karena anjungan masih menyatu atau berkaitan dengan badan kapal yang lain.
ADVERTISEMENT
"Mereka memperkirakan bahwa sail section masih ada radar, itu mungkin masih tergabung atau terikat dengan badan yang lain sehingga mengapa beratnya itu yang seharusnya adalah hanya anjungan saja. Ini ada periskop navigasi, antena komunikasi, ESM, sudah lepas, tapi batangnya masih di dalam," kata Iwan.
Saat ini, Tan Seo Er Hao masih berusaha mengangkat anjungan. Caranya dengan menambah tali penarik.
"Tidak mudah untuk mengangkat itu karena kedalaman yang demikian. Jadi saat ini mereka masih berharap mempunyai kemampuan untuk bisa mengangkat sail section," kata Iwan.
Tan Seo Er Hao adalah satu dari tiga kapal China yang sekarang berusaha mengangkat KRI Nanggala dari kedalaman laut Bali.