Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Susul Kolombia dan Cile, Honduras Tarik Duta Besarnya dari Israel
4 November 2023 19:49 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pemerintah Honduras akhirnya mengikuti langkah Kolombia dan Cile yang menarik duta besar mereka dari Israel. Honduras resmi memanggil kembali duta besarnya dari Tel Aviv sebagai buntut dari situasi kemanusiaan di Jalur Gaza yang tengah digempur Israel.
ADVERTISEMENT
"Di tengah situasi kemanusiaan parah yang diderita masyarakat sipil Palestina di Jalur Gaza, maka pemerintahan Presiden Xiomara Castro memutuskan untuk segera memanggil Duta Besar Republik Honduras di Israel, Roberto Martinez, untuk berkonsultasi di Ibu Kota Tegucigalpa," kata Menteri Luar Negeri Honduras, Enrique Reina, di akun X miliknya, dilansir Reuters, Sabtu (4/11).
Di awal pekan ini, sejumlah negara di sekitar Honduras juga telah melakukan langkah serupa. Presiden Cile, Gabriel Boric, dan Presiden Kolombia, Gustavo Petro, juga sudah memanggil duta besar mereka untuk Israel untuk membahas situasi di Gaza.
Sementara itu, Bolivia melakukan langkah yang lebih maju dengan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.
Disambut Baik Masyarakat Palestina
Dilansir Middle East Eye, Kementerian Luar Negeri Palestina mengapresiasi keputusan Honduras untuk menarik duta besarnya dari Israel dan membahas genosida yang sedang terjadi di Jalur Gaza. Apalagi kependudukan terhadap rakyat Palestina ini dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional.
ADVERTISEMENT
Keputusan ini, menurut Palestina, mencerminkan tanggung jawab tinggi Honduras sebagai salah satu anggota komunitas internasional. Langkah ini adalah langkah nyata untuk menghentikan agresi yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina dan mendukung hak-hak rakyat Palestina untuk tetap hidup dan bebas.
Kementerian Luar Negeri Palestina juga mendorong Honduras untuk bisa mengambil langkah berani lainnya dan membatalkan keputusan pemerintah sebelumnya untuk memindahkan kedutaan besar mereka ke Yerusalem.
Dalam pernyataan itu, Palestina menyerukan kepada negara-negara lain untuk mengikuti sikap berani Honduras. Palestina juga meminta mereka untuk mempertimbangkan kembali hubungan diplomatik dan ekonomi mereka dengan negara yang "melakukan kejahatan paling mengerikan terhadap kemanusiaan dan harus segera bertanggung jawab atas kejahatannya itu."
Pada agresi militernya selama hampir sebulan terakhir, Israel tak hanya menyerang Hamas saja--yang mereka tuding sebagai pemantik konflik ini. Israel membumihanguskan rumah-rumah penduduk; menyerang sekolah, rumah sakit, dan kamp pengungsian; hingga memutus pasokan pangan, bahan bakar, serta obat-obatan.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, setidaknya ada 10 ribu warga Palestina yang gugur. Sebagian besar di antaranya adalah masyarakat sipil, anak-anak, dan perempuan. Selain itu ada pula 46 wartawan dan puluhan tenaga medis yang juga gugur di Jalur Gaza.
Dikecam Israel
Keputusan Honduras ini memantik kecaman dari pemerintah Israel. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Lior Haiat, menyebut ia tak mengira Honduras akan lebih memilih berpihak kepada Hamas ketimbang dirinya.
"Kami memperkirakan pemerintah Honduras akan mengutus Hamas dan mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri dan tidak mengambil keputusan yang mendukung Hamas," ungkap Haiat.
Ia juga menuding keputusan Honduras itu sebagai bentuk pengabaian atas "hak" Israel membela diri. Haiat juga mengkritik Bolivia, Cile, serta Kolombia yang sudah lebih dulu menunjukkan sikapnya atas gempuran Israel di Jalur Gaza.
ADVERTISEMENT