Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Tak Takut Radiasi Nuklir, PM Jepang Makan Sushi dari Tangkapan Laut di Fukushima
30 Agustus 2023 17:42 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal ini terjadi beberapa hari setelah tahap pertama pembuangan air limbah nuklir dari PLTN Fukushima Daiichi ke perairan Samudra Pasifik dimulai.
Dikutip dari AFP, aksi Kishida direkam dalam sebuah video yang dirilis di platform X [dulu Twitter], pada Rabu (30/8). "Ini sangat enak," kata Kishida, sembari tersenyum dan mengunyah sepotong sashimi.
Seolah ingin mematahkan kekhawatiran dunia atas dampak buruk dari pembuangan air limbah nuklir itu, Kishida pun mengajak netizen untuk tetap menikmati makanan laut Jepang yang 'aman dan lezat'.
Dalam video berdurasi hampir satu menit dan diiringi musik ceria itu, Kishida tampak ditemani oleh tiga menteri dari Partai Konservatif lainnya. Mereka menyantap hidangan lengkap yang diperoleh dari petani dan nelayan lokal Fukushima — sashimi, daging babi rebus, buah-buahan, nasi, dan sayur.
ADVERTISEMENT
"Bahan-bahan dari Fukushima, makanan Jepang sangat lezat!" tulis Kishida di platform X.
Demi menggencarkan kampanye untuk membuktikan publik bahwa tidak ada masalah bagi lingkungan yang ditimbulkan oleh air limbah nuklir, Kishida juga dijadwalkan mengunjungi pasar ikan Toyosu di Ibu Kota Tokyo, pada Kamis (31/8) besok.
Kishida hendak mencicipi lebih banyak produk-produk laut yang dihasilkan nelayan di Fukushima.
Inisiatif Kishida makan produk laut itu terjadi setelah China — pasar terbesar ekspor ikan dari Jepang, melarang semua impor makanan laut dari negara tetangganya itu.
Sejak air limbah nuklir Fukushima dibuang ke Samudra Pasifik pada Kamis (24/8) pekan lalu, China telah menjadi salah satu pihak yang mengecam keras pemerintah Jepang atas tindakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Warga Jepang yang berada di China pun mengaku khawatir, lantaran menerima intimidasi dari warga lokal. Lembaga publik yang berkaitan dengan Jepang di China — mulai dari sekolah hingga kedutaan, turut menjadi sasaran lemparan telur dan batu bata.
Namun, kekhawatiran tidak hanya dimiliki oleh China. Nelayan lokal hingga puluhan ribu warga di Korea Selatan juga tidak setuju atas keputusan pemerintah Jepang dan berdemo di jalanan Seoul.
Jepang, pada gilirannya, berencana melaporkan China kepada World Trade Organization (WTO) atas keputusan sepihaknya menghentikan impor ikan-ikan laut tersebut.