Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Insiden tersebut menambah rentetan nama perwakilan negara asing yang diusir di bawah kepemimpinan Presiden Daniel Ortega dalam beberapa bulan terakhir.
Kabar tersebut diungkap oleh tiga sumber diplomatik pada Rabu (28/9) yang berbicara dengan syarat anonim. “Duta Besar Uni Eropa Bettina Muscheidt dipanggil ke Kementerian Luar Negeri, di mana dia dinyatakan ‘persona non grata’ dan diberitahu bahwa dia harus meninggalkan negara itu,” kata sumber tersebut, seperti dikutip dari Reuters.
‘Persona non grata’ adalah istilah dalam diplomasi internasional dan hanya diberikan kepada diplomat yang kehadirannya tidak diinginkan di negara penerima.
Berdasarkan Pasal 9 Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik, negara penerima dapat mengusir utusan asing dan memberikan status ‘persona non grata’ kapan saja, tanpa harus menjelaskan alasannya.
ADVERTISEMENT
“Muscheidt tidak lagi diterima di Nikaragua,” kata salah satu sumber diplomatik yang ikut membahas keputusan tersebut. Muscheidt diminta untuk meninggalkan Nikaragua di hari Rabu, namun belum ditentukan jangka waktu kepergian yang diberikan kepadanya.
Keputusan pengusiran Muscheidt dari Nikaragua menyusul pernyataan Uni Eropa yang disampaikan di sidang majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada pekan lalu.
Pernyataan itu mendesak Ortega untuk memulihkan demokrasi, membebaskan tahanan politik, serta meminta penegakan hak asasi manusia di Nikaragua.
Pengusiran Diplomat Asing Tidak Terjadi untuk Pertama Kalinya
Selain Muscheidt, sebelumnya Nikaragua sempat mengusir diplomat senior dalam beberapa bulan terakhir. Contohnya calon Duta Besar Amerika Serikat untuk Nikaragua, Hugo Rodriguez, yang ditolak oleh pemerintah pada Juni lalu.
Kemudian pada Februari, Duta Besar Vatikan untuk Nikaragua, Waldemar Stanislaw Sommertag, dinyatakan sebagai ‘persona non grata’ dan diperintahkan untuk pergi.
ADVERTISEMENT
Selama menjabat sebagai presiden, Ortega kerap memberikan hukuman bagi mereka yang melontarkan kritikan terhadap pemerintahannya. Ia juga menindak tegas media-media independen serta memusnahkan oposisi politiknya dalam beberapa tahun terakhir.
Protes skala nasional terhadap Ortega pecah pada 2018 dan menelan lebih dari 300 korban jiwa — sebagian besar tewas di tangan polisi. Kemudian selama berlangsungnya pemilu pada tahun lalu, seluruh oposisi utama Ortega ditangkap dan hak kebebasan berpendapat turut dirampas.
Daniel Ortega (76) adalah sosok mantan pemberontak Marxis yang membantu menggulingkan kediktatoran sayap kanan pada akhir 1970-an. Ia kembali berkuasa pada 2007 dan melenggang ke masa jabatan keempat dalam pemilu bulan November lalu yang secara luas dikecam masyarakat.