Terima Dubes Rusia, Prabowo Bahas Usulan Perdamaian dengan Ukraina

7 Juni 2023 10:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menhan Prabowo Subianto menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva di Kementerian Pertahanan, Jakarta. 
 Foto: Kemhan RI
zoom-in-whitePerbesar
Menhan Prabowo Subianto menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva di Kementerian Pertahanan, Jakarta. Foto: Kemhan RI
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva, di ruang kerjanya di Kemhan, Jakarta, Rabu (7/6). Dalam pertemuan itu, Prabowo sempat memberikan masukan kepada Rusia untuk menciptakan perdamaian dengan Ukraina.
ADVERTISEMENT
"Kami juga memberikan masukan demi terciptanya perdamaian antara Ukraina dan Rusia," ucap Prabowo dalam keterangannya, Rabu (7/6).
Selain membicarakan soal usulan perdamaian, Prabowo juga membahas kerja sama antara Rusia dan Indonesia. Khususnya di bidang pertahanan, militer, dan kekuatan alutsista TNI.
“Kami berharap hubungan kedua negara yang telah terjalin cukup lama ini, dapat terus berjalan dengan baik,” lanjut Prabowo.
Saat ini, Indonesia dan Rusia sudah memiliki sejumlah kerja sama pertahanan. Salah satunya adalah kerja sama PT LEN dalam proyek tactical data link system untuk integrasi pesawat Sukhoi.
Sebelumnya, Prabowo juga menerima kunjungan Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, di Kemhan. Di pertemuan itu, Prabowo menekankan bahwa Indonesia menganut politik bebas aktif dan mendukung perdamaian dunia.
Menhan Prabowo Subianto menerima kunjungan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva di Kementerian Pertahanan, Jakarta. Foto: Kemhan RI

Proposal Perdamaian Prabowo

Dalam konferensi antar-negara di Shangri-La Dialogue, Singapura, beberapa waktu yang lalu Prabowo sempat mengajukan proposal perdamaian atas konflik Ukraina-Rusia.
ADVERTISEMENT
Ada sejumlah poin penting dalam proposal tersebut, termasuk gencatan senjata, membangun zona demiliterisasi mundur sejauh 15 km dari posisi terdepan masing-masing pihak, dan menggelar referendum baru di beberapa wilayah yang disengketakan untuk memungkinkan warga di sana menentukan nasibnya sendiri.
Zona demiliterisasi ini, kata Prabowo, harus diamati dan dipantau oleh pasukan penjaga perdamaian yang dikerahkan PBB. Referendum PBB harus diadakan untuk memastikan secara objektif keinginan mayoritas penduduk di wilayah yang disengketakan.
Usulan Prabowo ini kemudian ditolak halus oleh Ukraina. Sementara itu, Rusia menyambut baik inisiatif tersebut.
Sementara itu, Presiden Jokowi mengaku usulan perdamaian itu muncul dari Prabowo. Ia menyebut akan segera memanggil Prabowo untuk meminta penjelasan terkait usulan perdamaian Rusia-Ukraina.