Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Tetangga Klinik Aborsi: Kok Ada Tukang Topeng Monyet, Jangan-jangan Itu Intel?
29 Juni 2023 21:31 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sebelum polisi menggerebek rumah kontrakan terkait kasus klinik aborsi ilegal, tetangga sudah curiga ada petugas intelijen polisi berseliweran.
ADVERTISEMENT
Yani, tetangga itu, heran beberapa kali ada tukang topeng monyet di depan rumahnya.
"Enggak pernah ada di sini (topeng monyet), tiba-tiba ada. Saya sempat bilang [ke suami], 'Pi, topeng monyet biasanya penyamaran lho, saya lihat-lihat gitu'. Tapi ya enggak pernah terpikir, orang daerah sini aman," kata Yani saat ditemui di rumahnya di Jalan Mirah Delima Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (29/6).
Anak Yani, Ezra, menambahkan, pekan lalu tukang topeng monyet itu muncul lagi di depan rumahnya.
Keduanya sebenarnya juga tak yakin apakah pertunjukan topeng monyet itu bagian dari aktivitas intel polisi atau tidak. Yani mengaku, selama ini ia cuma mendengar soal intel polisi yang menyamar dari percakapan populer di masyarakat saja.
ADVERTISEMENT
"Intel kan banyak nyamar, jadi pikiran kita itu penyamaran. Enggak tahu benar atau tidak. Yang saya tahu, banyak dengar, katanya banyak polisi nyamar jadi tukang bakso, tukang buah, macam-macam. Jadi sih pikir karena enggak pernah ada sebelumnya, kok tiba-tiba ada," ungkap Yani.
Janin Disedot Vakum, Dibuang ke Kloset
Praktik klinik aborsi ilegal itu terendus polisi setelah ada kecurigaan dari warga sekitar kontrakan. Menurut Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Komarudin, aktivitas di rumah yang baru dihuni 1,5 bulan itu dilakukan dengan sangat tertutup.
"Di tempat ini dan aktivitasnya sangat tertutup, mobilisasi hanya mobil yang datang dan pergi termasuk beberapa wanita yang lebih banyak masuk ke dalam," ujar Komarudin, Kamis (28/6).
Berdasarkan temuan polisi, prosedur aborsi yang dilakukan oleh pelaku adalah dengan menyedot janin menggunakan vakum. Setelah itu, janin-janin tersebut dibuang ke dalam kloset.
ADVERTISEMENT
"Di sini hanya alat-alat sedotnya hanya menggunakan vakum. Terus ada beberapa alat suntik juga obat-obatan yang bisa dibeli di apotek dengan bebas. Obat antibiotik, obat anti-nyeri," jelas Komarudin.
Saat digerebek polisi mengamankan tujuh orang. Mereka adalah:
Dari pengakuan pelaku, sudah ada sekitar 50 pasien yang ditangani di lokasi tersebut. Masing-masing pasien dimintai tarif Rp 2,5 juta-Rp 8 juta tergantung dari usia kandungannya.