Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Thaksin Shinawatra Ajukan Permohonan Pengampunan ke Raja Thailand
1 September 2023 10:52 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Eks Perdana Menteri Thailand yang baru kembali dari pengasingan selama 15 tahun, Thaksin Shinawatra , mengajukan permohonan pengampunan kerajaan atas sejumlah dakwaan terhadapnya.
ADVERTISEMENT
Miliarder berusia 74 tahun yang berkuasa di Thailand selama periode 2001 hingga 2006 ini dihadapkan pada tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi. Thaksin pun semestinya saat ini dipenjara, usai tiba di Bangkok pada pekan lalu.
Dikutip dari Reuters, Menteri Kehakiman Thailand, Wissany Krea-ngam, mengumumkan ajuan pengampunan atas 'dosa-dosa' Thaksin tersebut pada Kamis (31/8).
"Pengajuan ini kemudian akan disampaikan kepada Perdana Menteri [petahana] Prayuth Cha-O-Cha yang harus menandatanganinya sebelum disampaikan kepada raja," kata Wissanu.
Adapun permohonan pengampunan raja harus diajukan melalui Departemen Pemasyarakatan, sebelum disampaikan ke Menteri Kehakiman. Jika pengampunan dari raja tidak dikabulkan, maka Thaksin harus menunggu selama dua tahun agar bisa mengajukan permohonan lagi.
Thaksin Shinawatra — politikus terkenal dan paling berpengaruh di panggung politik Thailand ini, tiba menggunakan jet pribadinya pada Selasa (22/8). Setibanya di Bangkok, Thaksin langsung dibawa ke rutan untuk menjalani hukuman pidana.
ADVERTISEMENT
Namun, baru beberapa jam berselang saat dia dipenjara, Thaksin tiba-tiba dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami kondisi medis serius yang 'mengancam nyawa'.
Lembaga Pemasyarakatan mengatakan, Thaksin pada Rabu (23/8) dini hari telah dipindahkan dari Rumah Tahanan Bangkok ke Rumah Sakit Umum Polisi.
Thaksin mengeluh kesulitan tidur, menderita sesak di dada, dan tekanan darah yang tinggi di malam pertamanya di penjara.
Menurut pihak berwenang, kondisi Thaksin saat itu berisiko tinggi dan mengancam nyawa. "Para dokter setuju bahwa untuk mencegah risiko berbahaya bagi nyawanya, dia dipindahkan ke rumah sakit polisi," kata Lembaga Pemasyarakatan.