Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Tiga Dekade Usai Pablo Escobar Tewas, Medellin Kembali Jadi Sarang Narkoba
10 Mei 2022 16:17 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Telah hampir 30 tahun sejak gembong narkoba terkaya di Kolombia dan Amerika Latin, Pablo Escobar , ditembak mati oleh polisi Kolombia.
ADVERTISEMENT
Pablo Escobar juga merupakan bos sekaligus pendiri Medellín Cartel, organisasi kriminal dan narkoba terbesar di negara bagian itu. Semasa hidupnya, Escobar menjadi pengedar narkoba dari kota Medellin dan mencoba mengangkat derajat kota itu dengan uang hasil penjualan narkobanya.
Kini, semenjak kematian Escobar, masa depan kota Medellin rusak, sebab kota itu kembali menjadi sarang narkoba.
"Akses mudah? Ya, tentu saja. Di Medellin Anda dapat menemukannya (narkoba) di mana saja. Bahkan di lantai pun Anda menemukan narkoba," kata Manue Morales, seorang penduduk kota Medellin yang menganggur dan pecandu basuco, dikutip dari AFP.
Basuco merupakan salah satu jenis narkotika yang dijual murah di pasaran. Narkotika ini berasal dari daun koka yang juga digunakan untuk membuat kokain, lalu dicampur dengan zat-zat tingkat rendah lainnya.
ADVERTISEMENT
Morales, pria berusia 32 tahun itu menceritakan bagaimana ia dapat mengkonsumsi narkoba bahkan di tempat publik ketika para pejalan kaki dan polisi sedang berkeliaran. Dengan cara yang sederhana, ia mengkonsumsi basuco menggunakan sebuah pipa dari tabung PVC.
"Sebenarnya hanya seseorang yang kurang berhati-hati menggunakan (basuco), dapat menyebabkannya melakukan hal-hal bodoh," kata Morales, yang kehilangan pekerjaannya karena kecanduan narkoba.
Dewan Kota Medellin memperkirakan bahwa setiap pusat pengedaran narkoba yang terletak di kota itu dapat menghasilkan hingga USD 75.000 per bulan.
Dengan total 2,2 juta penduduk, Medellin saat ini adalah kota dengan pengguna narkoba tertinggi, sebanyak 15,5 persen di Kolombia.
Menurut Badan Statistik Negara, pada 2013 tercatat sekitar 3,5 persen penduduk Kolombia pernah mengkonsumsi narkoba. Angka ini lantas meningkat hampir 3 kali lipat pada 2019, menjadi 9,7 persen.
Pihak berwenang setempat mengatakan peningkatan penggunaan narkoba dalam negeri telah berjalan seiring dengan meningkatnya rasa tidak aman.
ADVERTISEMENT
“Sejak 2018, lebih dari 2.500 orang tewas dalam serangan geng (narkoba) secara nasional”, kata Kepala Kepolisian Herman Bustamante kepada AFP.
Bustamante juga mengakui adanya beberapa polisi yang telah ditangkap karena berkolusi dengan para pengedar. Namun ia tidak menyebutkan secara rinci berapa jumlahnya.
Di Medellin, jumlah kematian akibat penggunaan narkotika memunculkan paradoks.
Pada tahun 1992, pada puncak pencarian Escobar, tingkat pembunuhan di kota itu sejumlah 350 per 100.000. Tahun lalu turun menjadi 15,5 persen, bahkan saat pengguna narkoba sedang melonjak.
Menurut Luis Fernando Quijano dari LSM Pembangunan Sosial Corpades, ini lebih menceritakan perdamaian mafia daripada kemajuan nyata dalam membasmi narkoba.
"Ada perjanjian antara geng-geng narkoba dan beberapa otoritas lokal untuk mengizinkan perdagangan narkoba dengan imbalan keamanan relatif di wilayah mereka," kata Quijano.
ADVERTISEMENT
"Ketika penyitaan narkoba dilakukan, seringkali bukan hasil dari intelijen (polisi)," sambung dia. "Mereka dikirim (oleh pengedar narkoba) untuk menciptakan citra seakan-akan strategi keamanan berhasil," paparnya.
Escobar Sang Raja Pengedar Narkoba di Medellin
Escobar sendiri semasa hidup dikenal sebagai salah satu gembong narkoba paling berbahaya, tidak cuma di Kolombia, tapi di dunia. Putra dari seorang petani dan guru sekolah, memulai aksi kriminalnya saat masih remaja sebelum menjadi gembong narkoba.
Menurut laporan kepolisian, daftar kriminal Escobar meliputi pemalsuan ijazah sekolah, pencurian barang elektronik hingga mobil sebelum akhirnya membantu mendirikan Medellín Cartel pada pertengahan 1970-an.
Pada puncak kekuasaannya, Medellín Cartel mendominasi perdagangan kokain. Organisasi kriminal itu menghasilkan sekitar 420 juta USD per minggunya.
ADVERTISEMENT
Berkat bisnis narkobanya, Escobar sebagai salah satu orang terkaya di dunia kala itu dengan kekayaan total sebanyak 25 miliar USD. Namun, terlepas dari upaya terbaiknya, Escobar tidak dapat menghabiskan semua uang itu.
Ia menyimpan sebagian besar uangnya di gudang dan ladang. Menurut saudaranya, sekitar 10%, atau 2,1 miliar USD, lenyap setiap tahunnya — entah dimakan oleh tikus atau rusak karena disimpan terlalu lama. Dalam beberapa kasus, uang-uang itu hilang begitu saja.
Terlepas dari reputasinya, Escobar menjadi terkenal karena upaya bantuan kemanusiaan yang didedikasikannya untuk Kolombia. Ia pun dijuluki sebagai 'Robin Hood'.
Hal ini bukan tanpa alasan. Semasa hidupnya, Escobar menggunakan kekayaannya dengan membangun rumah sakit, stadion, dan perumahan bagi orang miskin.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ketika keluarganya dalam pelarian pada 1992-1993, Escobar membakar sebanyak 2 juta USD untuk menjaga putrinya tetap hangat.
Setelah pelariannya, pemerintah Kolombia yang dilaporkan dibantu oleh pejabat Amerika Serikat dan pengedar narkoba saingan pun meluncurkan perburuan Escobar secara besar-besaran.
Pada tanggal 2 Desember 1993, Escobar merayakan ulang tahunnya yang ke-44. Keesokan harinya, tempat persembunyiannya di Medellin berhasil ditemukan oleh kepolisian Kolombia.
Saat polisi menemukan gedung tempat persembunyian Escobar, ia bersama seorang pengawalnya berhasil mencapai atap gedung. Aksi kejar-kejaran dan baku tembak pun terjadi.
Escobar pun ditembak mati sehari setelah hari ulang tahunnya, di kota yang sama ia merintis kehidupannya sebagai gembong narkoba.