Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Tik Tok, Bowo, dan Rentetan Hujatan Menyakitkan
12 Juli 2018 9:06 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Beberapa bulan terakhir, kemunculan aplikasi Tik Tok menjadi perdebatan masyarakat. Aplikasi asal China itu tak hanya digandrungi, tetapi juga dibenci.
ADVERTISEMENT
Sebagian orang menyebut Tik Tok merupakan aplikasi tak berfaedah dan menjerumuskan generasi muda. Bahkan di Google Playstore, aplikasi Tik Tok muncul dalam pencarian ‘aplikasi goblok’. Tapi sebagian lainnya menganggap Tik Tok sebagai 'alat bantu' untuk memicu kreativitas anak dan remaja.
Di balik pro dan kontra aplikasi Tik Tok di Indonesia, nyatanya aplikasi tersebut telah melahirkan idola baru generasi Z. Satu yang paling populer ialah Prabowo Mondardo alias Bowo Alpenliebe . Lewat Tik Tok, bocah 13 tahun itu jadi pujaan oleh ratusan ribu anak dan remaja Indonesia.
Kepiawaiannya menggerakan bibir sesuai irama dan lirik lagu ditambah gerakan dua jari andalannya, aksi Bowo seakan menyihir ribuan mata remaja dan anak-anak.
ADVERTISEMENT
Lebih-lebih, kepopuleran Bowo merambah hingga media sosial mainstream seperti Instagram dan Facebook. Akun Instagram Bowo kini diikuti lebih dari 600 ribu orang.
Seiring dengan ketenaran yang ia dapatkan, para penggemar Bowo seakan memanfaatkan peluang. Menggelar meet and greet di sejumlah kota dengan tarif yang tak murah untuk kalangan anak-anak sekolah, yakni mulai puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Tak cuma itu, aksi nekat sejumlah fans fanatik Bowo turut mengundang perhatian.
Seperti seorang penggemar yang juga pengguna akun Facebook bernama Ned. Melalui grup 'ADM Artis Dunia Maya' Ned mengajak orang lain untuk membuat agama baru dengan Bowo sebagai Tuhannya dan mereka menjadi umatnya.
Lain halnya dengan Ned, akun Facebook Lisa N Talla mengaku rela menjual ginjalnya agar bisa bertemu dengan Bowo sang idola.
ADVERTISEMENT
Aksi-aksi fans fanatik Bowo ini tak luput dari cibiran dan hujatan netizen di media sosial. Karenanya pula, Bowo disebut merusak moral anak bangsa dan tak pantas menjadi idola.
Sementara itu, pro dan kontra mengenai Tik Tok tak hanya soal Bowo namun juga pengguna yang dinilai menyalahgunakan Tik Tok dengan memasukan konten negatif ke dalamnya.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, menyebut laporan yang masuk soal konten negatif di Tik Tok mencapai ribuan. Akibatnya, pada Selasa (3/7) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memblokir akses aplikasi yang diresmikan sejak September 2017 itu.
Kemkominfo menyebut, konten negatif di Tik Tok meresahkan masyarakat khususnya orang tua, mengingat banyak pengguna Tik Tok yang masih anak-anak. Baru beberapa jam pengumuman Tik Tok diblokir oleh Kemkominfo, warganet sudah ramai berkomentar di media sosial.
ADVERTISEMENT
Alitt Susanto, penulis sekaligus selebtwit ini menyebut Tik Tok bukanlah aplikasi perusak generasi muda, melainkan wadah hiburan dan kreativitas.
"Itu semua kembali ke pemakainya. Jangan salahkan platformnya. Twitter, IG, FB, semua platform sosmed, bahkan TV bisa jadi perusak moral kalau content creatornya juga pada amoral," tulis Alitt Susanto dalam cuitannya pada Selasa (3/7).
Sebaliknya, Muhammad Choni Iqbal atau @IqbalChoni berujar bahwa Tik Tok adalah aplikasi perusak moral.
"Banyak anak-anak bangsa yang permainkan salat atau ibadah pakai aplikasi yang beginian (Tik Tok)? Apa ini disebut berkreasi?" ujar Iqbal.
Kemkominfo memberikan syarat agar Tik Tok bisa dibuka kembali yakni pihak aplikator harus membersihkan konten negatif dan menaikkan batas umur pengguna aplikasi tersebut. Setelah kurang lebih satu minggu diblokir, akhirnya Tik Tok kembali dibuka pada Selasa, (10/7).
ADVERTISEMENT
Simak liputan lengkap kumparan soal Bowo dan Tik Tok dalam topik Idola Tik Tok Menangis.