Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Tingkatkan Kekuatan di Arktik, Rusia Luncurkan Kapal Pemecah Es Tenaga Nuklir
23 November 2022 13:26 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Moskow tampak semakin meningkatkan kekuatan nuklirnya di tengah sanksi internasional dan konflik yang masih berlangsung di Ukraina.
Dalam sebuah tautan video yang dirilis Kremlin pada Selasa (22/11), tampak Putin sedang memimpin upacara pengibaran bendera — memperingati peluncuran dermaga dan kedua kapal pemecah es terbaru tersebut di kota kelahirannya, Saint Petersburg.
Di hadapan para taruna angkatan laut yang hadir dalam upacara, Putin menekankan pentingnya kapal pemecah es itu secara strategis bagi Negeri Beruang Merah.
Akibat dari perubahan iklim, kawasan Arktik memiliki signifikansi strategis yang lebih besar — didorong oleh lapisan es yang menyusut, sehingga dapat membuka jalur laut baru.
Peluncuran kapal pemecah es bertenaga nuklir itu dapat memberikan bantuan navigasi kepada Rusia di Arktik Barat dalam jangka waktu yang lama.
Langkah ini sekaligus menunjukkan kepada dunia — bahwa Rusia adalah pemilik kekuatan yang besar di bagian paling utara bumi itu.
ADVERTISEMENT
“Kedua kapal pemecah es itu diletakkan sebagai bagian dari proyek serial besar dan merupakan bagian dari pekerjaan sistematis berskala besar kami untuk melengkapi kembali dan mengisi armada pemecah es domestik, untuk memperkuat status Rusia sebagai kekuatan Arktik yang besar,” ungkap Putin, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Selama upacara, Putin tampak tersenyum puas melihat bendera Rusia berkibar di atas kapal pemecah es tenaga nuklir yang dinamakan ‘Ural’ dan ketika kapal kedua yang dinamakan ‘Yakutia’ itu diluncurkan ke dalam air di dermaga.
Upacara ini berlangsung khidmat diiringi dengan lantunan lagu kebangsaan Rusia.
Putin Berjanji Tingkatkan Armada Kapal Pemecah Es
Kapal pemecah es bertenaga nuklir ‘Ural’ akan mulai beroperasi pada Desember bulan depan. Sementara kapal ‘Yakutia’, yang terbaru dan terbesar dari seri yang ada, baru dapat dioperasikan pada 2024 mendatang.
ADVERTISEMENT
Kapal ini memiliki panjang sekitar 173 meter dengan kapasitas hingga 33.540 ton — mampu menghancurkan es dengan ketinggian hingga tiga meter.
Wilayah utara Rusia juga sangat kaya akan sumber daya minyak dan gas — termasuk adanya pabrik gas alam cair di Semenanjung Yamal yang berdekatan dengan Laut Arktik.
Sehubungan dengan ini, Putin berjanji untuk mengembangkan armada nuklir Rusia, meski perekonomiannya turut terdampak oleh sanksi Barat dan isolasi internasional.
“Kami akan meningkatkan kemampuan armada kapal pemecah es nuklir kami,” ujar Putin. “Hal ini harus dicapai dengan menggunakan peralatan dan komponen dalam negeri,” imbuh pria yang genap berusia 70 tahun pada Oktober lalu itu.
Pemerintah Moskow, sambung Putin, terbuka untuk bekerja sama dengan negara mitra dalam mewujudkan ambisi ini. “Terlepas dari kesulitan saat ini, kami pasti akan melaksanakan semua yang telah kami rencanakan,” tegas dia.
ADVERTISEMENT
Selama ini, Rusia telah memiliki beberapa unit kapal pemecah es — beberapa di antaranya sudah beroperasi di Arktik, yakni dinamakan Arktika dan Siberia. Sementara kapal lainnya, Chukotka, dijadwalkan dapat beroperasi pada 2026.
Perluas Kekuatan di Kutub Utara
Ambisi Rusia untuk meningkatkan kekuatannya di Kutub Utara tidak hanya berhenti di sini. Putin mengatakan, pihaknya sedang mempersiapkan kapal pemecah es bertenaga nuklir super kuat yang dikenal sebagai ‘Rossiya’ dengan panjang 209 meter — lebih besar dibandingkan Yakutia.
Kapal Rossiya dapat menampung kapasitas hingga 71.380 ton dan produksinya dijadwalkan rampung pada 2027. Kapal ini akan mampu menembus es setebal empat meter.
“Kapal-kapal ini diperlukan untuk studi dan pengembangan Arktik, untuk memastikan navigasi yang aman dan berkelanjutan di wilayah ini, untuk meningkatkan lalu lintas di sepanjang Rute Laut Utara,” tutur Putin.
ADVERTISEMENT
“Pengembangan koridor transportasi yang paling penting ini akan memungkinkan Rusia untuk lebih membuka potensi ekspornya dan membangun rute logistik yang efisien, termasuk ke Asia Tenggara,” pungkasnya.
Pemimpin Rusia yang telah menjabat selama hampir dua dekade itu berjanji untuk mengakhiri kekacauan yang dipicu sejak runtuhnya Uni Soviet — sekaligus untuk mengembalikan masa kejayaan kala itu.
Dan ambisi itu sudah ada, jauh sebelum konflik di Ukraina terjadi. Sejak 2005, Rusia telah membuka kembali puluhan pangkalan militer era Soviet di Arktik — memodernisasi angkatan lautnya dan mengembangkan rudal hipersonik baru yang dirancang untuk menghindari sensor serta pengawasan Amerika Serikat.
Di saat Barat menjatuhkan sanksi besar-besaran kepada Rusia, pemerintah Moskow telah memperkuat pengaruhnya di Kutub Utara – di mana jangkauan cengkeramannya sudah membentang lebih dari 24.000 km garis pantai, dari Laut Barents ke Laut Okhotsk.
ADVERTISEMENT
Para ahli Arktik mengatakan, Barat membutuhkan waktu sedikitnya 10 tahun untuk mengejar ketertinggalannya dari militer Rusia di kawasan Kutub Utara — jika mereka memiliki tujuan untuk melakukannya.