Tren Sunat Dewasa: Meningkatkan Percaya Diri dan Gairah Seks

16 April 2018 12:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sunat merupakan praktik yang lumrah dilakukan di Indonesia. Alasannya jelas, karena Indonesia merupakan negara dengan mayoritas muslim yang mewajibkan laki-laki untuk disunat atau khitan.
ADVERTISEMENT
Biasanya, praktik sunat banyak dilakukan kepada anak-anak. Namun kini, praktik sunat juga banyak dilakukan oleh orang-orang usia dewasa. Angkanya pun cukup tinggi.
Hal itu diungkapkan oleh dr. Purnanto saat berbincang dengan kumparan, Kamis (12/4) di Klinik Raja Sunatan, Cilandak, Jakarta Selatan. Purnanto merupakan dokter sunat yang sudah menjalankan profesinya selama 15 tahun.
“Kalau di Jakarta banyak. Sebulan ya bisa 30-40 pasien,” ujar Purnanto.
Purnanto menambahkan, pasien sunat dewasa didominasi oleh laki-laki usia 20-25 tahun. Persentasenya cukup tinggi yakni mencapai 70 persen. Apa yang menjadi alasan laki-laki melakukan sunat dewasa?
“Kalau yang muda itu biasanya untuk maskulinitas. Jadi kelihatan seksi. Tapi kalau yang sudah berkeluarga atau sudah punya istri itu biasanya karena kesehatan terus juga karena agama, mualaf masuk Islam,” jelas Purnanto.
Ilustrasi sunat pada orang dewasa. (Foto: Shutterstock)
Maskulinitas yang ia maksud adalah penampilan. Menurut Purnanto, pasien di rentang usia 20-25 tahun merasa lebih percaya diri setelah disunat.
ADVERTISEMENT
“Kelihatannya kan lebih bagus ya kalau sunat ya, dari segi penampilan ya. Kepercayaan diri juga. Kadang juga gitu, orang tidak sunat enggak pede, karena kalau engggak sunat kan jadi seperti anak-anak kan gitu,” tambah Purnanto.
Secara psikis, lanjut Purnanto, sunat dapat meningkatkan gairah seksual. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan diri yang ditimbulkan.
“Bisa meningkatkan. Seksual kan psikis, kadang-kadang orang ejakulasi dini itu kan juga (karena) psikis juga,” lanjut Purnanto.
Ejakulasi dini, menurut Purnanto, bisa disebabkan karena penis yang belum disunat. Hal itu dikarenakan kepala penis yang masih sangat sensitif apabila tidak disunat.
“Terutama kalau kulupnya panjang dan masih tertutup. Kadang kalau yang dewasa mau saya sunat, saya lakukan tindakan, dibuka dulu kepalanya. Kepalanya disentuh saja masih ngilu itu, masih sensitif banget. Karena biasa ketutup. Ya dari situ pengaruhnya,” jelasnya
ADVERTISEMENT
Sejak membuka praktik sunatnya 15 tahun lalu, Purnanto sudah menangangi pasien dari seluruh Indonesia. Tak sedikit juga warga negara asing yang menjadi pasiennya. Namun, untuk warga negara asing, kebanyakan alasannya karena ingin menikah dan menjadi mualaf.
“Ada juga yang karena alasan maskulinitas tadi, tapi sudah lama. Saya lupa sudah lama. Cuma yang banyak ya itu karena mau nikah karena dengan orang Indonesia, sekalian masuk Islam biasanya,” papar Purnanto.
Lalu apa perbedaaan utama antara sunat anak-anak dan dewasa?
“Kalau sunat anak lebih simpel, tekniknya sederhana, dia juga cepet sembuh kan. Dewasa kan lebih beragam, lebih kompleks kalau dewasa. Faktor usia juga. mungkin ada penyakit, gula, itu kan sembuh lebih lama,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT