Trump Ancam Beri Tarif 100% untuk Anggota BRICS Jika Lemahkan Dominasi Dolar AS

1 Desember 2024 19:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump menyampaikan pidato kemenangan Pemilu AS 2024 di Palm Beach County Convention Center, West Palm Beach, Florida, AS, Rabu (6/11/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump menyampaikan pidato kemenangan Pemilu AS 2024 di Palm Beach County Convention Center, West Palm Beach, Florida, AS, Rabu (6/11/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, kembali melontarkan ancaman tajam terhadap blok negara-negara BRICS.
ADVERTISEMENT
Trump mengancam akan menerapkan tarif hingga 100 persen pada sembilan negara anggota BRICS jika mereka mengadopsi kebijakan yang dianggap melemahkan dominasi dolar AS.
“Kami menuntut komitmen dari negara-negara tersebut bahwa mereka tidak akan menciptakan Mata Uang BRICS baru, atau mendukung Mata Uang lain untuk menggantikan Dolar AS yang perkasa, atau mereka akan menghadapi tarif 100% dan harus mengucapkan selamat tinggal pada penjualan ke dalam Ekonomi AS yang luar biasa,” tulis Trump dalam unggahan di Truth Social pada Sabtu (30/11), seperti dikutip dari AP.
Blok BRICS yang kini terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab, memang sedang giat mendorong proses de-dolarisasi.
Langkah ini bertujuan mengurangi dominasi dolar dalam perdagangan internasional dengan menggunakan mata uang lokal mereka.
Presiden Putin memimpin KTT BRICS Plus 2024 di Kazan, Rusia, Kamis (24/10/2024). Foto: Sergey Bobylev/Photohost agency brics-russia2024.ru
Turki, Azerbaijan hingga Malaysia telah mendaftar untuk menjadi anggota. Beberapa mitra dari negara lain, termasuk Indonesia, juga sudah menyatakan minatnya untuk bergabung BRICS.
ADVERTISEMENT
Keinginan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri RI Sugiono saat menghadiri KTT BRICS pada Oktober lalu. Presiden Prabowo Subianto juga telah menggaungkan rencana tersebut dalam berbagai forum internasional.

Ancaman Sistem Global

Presiden Rusia V. Putin bersalaman dengan Presiden Turki Erdogan di KTT BRICS di Kazan, 24 Oktober 2024. Tampak Menlu Sugiono berpeci. Foto:  Grigory Sysoev/Photohost agency brics-russia2024.ru
Dominasi dolar AS memang masih sulit tergoyahkan, dengan porsi cadangan devisa global mencapai 58 persen menurut IMF.
Namun, pangsa ekonomi BRICS yang terus meningkat dan usaha mereka membangun sistem pembayaran baru menjadi ancaman potensial bagi hegemoni dolar.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menuduh AS “mempersenjatai” dolar dalam sistem global.
“Bukan kami yang menolak menggunakan dolar. Tapi jika kami dihalangi, apa pilihan kami selain mencari alternatif?” ujar Putin dalam KTT BRICS pada Oktober lalu.
Putin juga menekankan pentingnya menciptakan sistem pembayaran alternatif untuk menggantikan SWIFT, sehingga negara-negara seperti Rusia bisa menghindari sanksi Barat.
ADVERTISEMENT

Strategi Trump

Presiden terpilih AS, Donald Trump, bersama mantan ibu negara AS Melania Trump mengunjungi markas kampanyenya pada Hari Pemilu di West Palm Beach, Florida, Selasa (5/11/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS
Ancaman ini bukan yang pertama dari Trump. Sebelumnya, ia telah mengancam tarif 25 persen pada impor dari Meksiko dan Kanada, serta pajak tambahan 10 persen pada barang asal China.
Langkah ini kerap digunakan Trump sebagai alat negosiasi untuk memperkuat posisi AS.
Meski begitu, penelitian dari Atlantic Council menyatakan peran dolar sebagai mata uang cadangan global masih aman dalam jangka pendek dan menengah.
Hal ini menunjukkan meskipun usaha de-dolarisasi berkembang, jalan untuk menggeser dominasi dolar masih panjang.