Trump Jemawa usai Lolos Pemakzulan, Pelosi Sebut Dia Ancaman Demokrasi

6 Februari 2020 9:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Amerika Serikat Donald Trump  Foto: AFP/Angela Weiss
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Serikat Donald Trump Foto: AFP/Angela Weiss
ADVERTISEMENT
Donald Trump terlihat jemawa dan percaya diri terpilih lagi jadi presiden AS setelah lolos dari pemakzulan di Senat. Sementara itu, pemimpin DPR AS Nancy Pelosi memperingatkan warga AS bahwa Trump adalah ancaman demokrasi jika dibiarkan kembali memimpin.
ADVERTISEMENT
Dalam sidang di Washington DC, Rabu (5/2) waktu setempat, Senat AS menyatakan Trump tidak bersalah atas dua pasal pemakzulan yang diserahkan DPR. Pada voting yang didukung seluruh anggota dewan Partai Republik, Trump bebas dari pemakzulan.
Pidato Kenegaraan Donald Trump. Foto: REUTERS/Leah Millis/POOL
Trump menyatakan akan mengeluarkan pernyataan publik untuk mengumumkan "kemenangan atas hoaks pemakzulan!". Dia juga semakin percaya diri bisa kembali memenangkan pemilu AS 2020. Hal ini ditunjukkannya melalui postingan di Twitter.
Trump melampirkan video sampul majalan TIME yang menyatakan Trump akan menjadi presiden selamanya, melalui slogan "Trump 4EVA". Sebenarnya sampul TIME edisi Oktober 2018 itu adalah satire untuk Trump.
Kepercayaan diri Trump kembali jadi presiden AS juga ditunjukkan dalam pernyataan pertama Gedung Putih usai sidang Senat:
ADVERTISEMENT
"Presiden dengan senang hati melupakan babak terakhir tindakan memalukan Demokrat ini, dan akan melanjutkan pekerjaannya demi rakyat Amerika pada 2020 dan seterusnya".
Donald Trump memang layak berbangga dan optimistis. Pasalnya di Partai Republik, Trump adalah sosok yang tak tergoyahkan untuk menjadi calon presiden. Pada kaukus pertama di Iowa, Trump mendapatkan 97 persen suara untuk maju jadi capres Republik, jauh meninggalkan dua rivalnya, Bill Weld dan Joe Walsh.
Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi (kanan) melihat salinan naskah pidato kenegaraan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Kongres Amerika Serikat. Foto: REUTERS / Leah Millis
Yang paling mangkel kali ini tentu saja adalah Ketua DPR Nancy Pelosi. Pemimpin Partai Demokrat ini adalah pendorong sidang pemakzulan Trump sejak tahun lalu. Permusuhan keduanya juga semakin terang-terangan.
Dalam pidato kenegaraan di Kongres pada Selasa lalu, Trump menolak menjabat tangan Pelosi. Dan Pelosi membalasnya dengan merobek lembaran-lembaran naskah pidato presiden, sesaat setelah Trump berpidato dan masih berdiri di atas mimbar.
ADVERTISEMENT
Pelosi marah atas keputusan Senat, dia mengatakan para politisi Republik telah membiarkan ketidakadilan. Lebih lanjut Pelosi mengatakan bahwa Donald Trump tetap menjadi ancaman bagi demokrasi Amerika.
Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi merobek naskah pidato kenegaraan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Kongres Amerika Serikat. Foto: REUTERS / Joshua Roberts
"Hari ini, Presiden dan para Republikan di Senat telah membiasakan pelanggaran hukum dan menolak sistem pengawasan dan keseimbangan Konstitusi kita," kata Pelosi dalam pernyataannya tidak lama setelah sidang Senat, seperti dikutip Reuters.
"Presiden masih menjadi ancaman bagi demokrasi Amerika, dengan sikapnya yang merasa di atas hukum dan dia bisa mengorupsi pemilu jika dia mau," lanjut Pelosi.