Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Proses Evakuasi WNI di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China meninggalkan kesan mendalam bagi segenap kru yang bertugas. Tim itu terdiri dari kru Batik Air, Koopsus TNI, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Luar Negeri.
ADVERTISEMENT
Salah satu kisah menarik muncul dari Destyo Usodo, kapten pesawat Airbus A330 Batik Air yang menjemput 238 WNI itu. Ia awalnya kaget, tapi dengan segenap perencanaan dan mitigasi Destyo percaya diri menjalankan panggilan negara.
"Setelah diyakinkan segala mitigasi yang sudah kita ukur bersama. Dan kita punya mitigasi dan juga WNI yang sehat itu yang jadi salah satu alasan kita percaya diri dan mengatur sesuatu yang dijalankan," kata Destyo di Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta Pusat, Selasa (18/2).
Pesawat Batik pun mengudara. Di dalamnya, ia membawa beberapa kru termasuk satuan elite Koopsus TNI yang dipimpin oleh Kolonel Dedi Irawan. Penerbangan Batik Air itu juga dipantau oleh sistem komunikasi TNI AU dan satelit milik Batik.
ADVERTISEMENT
Destyo sempat heran dengan sepinya Bandara Internasional Tianhe, di Wuhan.
"Saat mendarat kondisi situasi di luar prediksi. Kondisi sepi padahal lampu nyala. Saat kita landing itu sepi sekali, terminal padahal nyala semua lampu," kata Destyo.
Destyo sedikit lega. Di belakangnya menyusul pesawat Air India yang juga datang mengevakuasi warganya.
Situasi haru sengaja diciptakan Destyo menyambut mahasiswa yang mulai memasuki pesawat. Destyo memasang tulisan, "Ayo Moleh Rek" dan "We Love You" menyambut mahasiswa yang datang.
"Jadi saat WNI masuk pesawat. Saat itu komunikasi yang kami lakukan adalah tempel kertas di pesawat adalah ayo moleh rek dan we love you," kata Destyo.
Setelah semua mahasiswa yang diputuskan sehat berada di dalam pesawat, dan sabuk pengaman dikencangkan, pesawat mengudara. Perjalanan pulang berlangsung tanpa halangan berarti.
ADVERTISEMENT
Di atas udara, terutama saat mereka memasuki Indonesia, Destyo kembali membuat mahasiswa terharu. Melalui pengeras suara, ia mengucapkan selamat datang kembali ke Bumi Indonesia.
"Saat kami masuk ke Indonesia, di situ kita announce ke semua WNI, selamat datang kembali di Negara Republik Indonesia," kata Destyo.
Destyo juga mengucapkan perasaan bangganya. Momen di Natuna, Kepulauan Riau, dua minggu belakangan, menjadi momen yang tak bakal ia lupakan sepanjang hidup.
"Kami berkomunikasi dengan mereka dan mereka mengucapkan terima kasih. Saat perpisahan di Natuna, momen itu kami terharu dan bangga bisa bawa mereka kembali pulang," tutup Destyo.