UGM: Belum Ada Satu pun Nama yang Diajukan untuk Gelar Profesor Kehormatan

15 Februari 2023 22:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kampus UGM. Foto: Reezky Pradata/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kampus UGM. Foto: Reezky Pradata/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM Arie Sujito memberi klarifikasi atas penolakan para dosen UGM terhadap pemberian honorary professor atau guru besar kehormatan kepada individu yang berasal dari sektor non-akademik.
ADVERTISEMENT
Arie mengatakan, hingga saat ini belum ada dari pihak mana pun yang mengajukan diri sebagai penerima guru besar kehormatan.
"Jadi sampai sekarang belum ada resmi pengajuan (sosok untuk gelar profesor kehormatan) itu belum ada," kata Arie Sujito kepada kumparan, Rabu (15/2).
"Tidak ada nama satu pun yang sedang diproses apa pun, ndak ada," tambahnya.
Arie menuturkan, justru saat ini UGM tengah membentuk tim untuk mengkritisi Peraturan Mendikbud Ristek No 38 Tahun 2021 tentang Pengangkatan Profesor Kehormatan pada Perguruan Tinggi jalur non akademik.
"Jadi UGM itu membentuk tim untuk mengkritisi peraturan menteri tentang pemberian gelar kehormatan itu. UGM belum secara resmi ngajuin, belum. Karena itu lagi fokus (mengkritisi)," jelasnya.
Tim itu tidak sedang membahas proses pemberian gelar profesor kehormatan. Justru tim itu sedang fokus mengkaji karena peraturan menteri yang dirasa masih perlu diperdebatkan.
ADVERTISEMENT
"Sedang membicarakan peraturan menteri sebagai basis pemberian gelar dan sebagainya yang sudah dipakai universitas lain kami justru kaji secara kritis," tegasnya.
Sebelumnya, mencuat penolakan para dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) terkait pemberian honorary professor atau guru besar kehormatan kepada individu yang berasal dari sektor non-akademik, ditengarai karena UGM akan memberikan gelar tersebut ke salah satu pejabat.
Muncul satu nama yaitu Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, yang kabarnya akan diangkat sebagi profesor kehormatan. Namun hal itu dibantah rektorat.