Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Pasukan Ukraina menyerang wilayah perbatasan Rusia yakni Kota Kursk. Rusia melawan balik serangan itu. Kedua negara kemudian mengevakuasi ribuan warga sipil di masing-masing perbatasan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, keadaan darurat setempat diberlakukan di wilayah Kursk Rusia pada Rabu (7/8) malam, 36 jam setelah tentara, tank, dan kendaraan lapis baja Ukraina menyerbu wilayah perbatasan barat.
Rusia mengatakan pihaknya meluncurkan serangan udara dan artileri untuk menangkis serangan tersebut sepanjang hari Rabu, setelah mengerahkan bala bantuan ke wilayah tersebut dalam upaya untuk menghentikan pasukan Ukraina.
Presiden Vladimir Putin mengatakan Ukraina tanpa pandang bulu menyerang gedung-gedung sipil dan ambulans, sementara jenderal tertinggi Rusia berjanji untuk mematahkan serangan tersebut.
“Rezim Kiev kembali melakukan provokasi besar-besaran,” kata Putin dalam pertemuan yang disiarkan televisi dengan para pejabat pemerintah.
Gubernur Kursk Alexei Smirnov memberlakukan keadaan darurat di wilayah tersebut pada Rabu malam, sebuah langkah yang memberikan wewenang tambahan kepada pihak berwenang untuk mengendalikan situasi.
ADVERTISEMENT
Setidaknya lima warga sipil telah tewas dan 31 lainnya luka-luka – enam di antaranya anak-anak – sejak serangan dimulai, kata pejabat kesehatan Rusia.
Saksi yang diwawancarai di televisi Rusia mengatakan mereka telah melarikan diri dari daerah perbatasan dengan mobil di tengah serangan drone.
Pejabat senior Ukraina belum berkomentar langsung mengenai serangan tersebut.
Tidak semua orang bisa pergi
Pihak berwenang di wilayah Sumy di timur laut Ukraina, tepat di seberang perbatasan Kursk, mengumumkan bahwa mereka mengevakuasi sekitar 6.000 orang. Beberapa ribu orang juga dievakuasi dari wilayah Kursk.
Beberapa blogger militer Rusia melaporkan pasukan Ukraina telah mencapai kota Sudzha, sekitar delapan kilometer dari perbatasan, dan terus-menerus menembaki kota tersebut.
Di kota kecil berpenduduk sekitar 5.000 jiwa ini terdapat stasiun meteran Sudzha, titik transit besar terakhir untuk pipa gas Rusia yang mengalir ke Eropa melalui Ukraina.
ADVERTISEMENT
Seorang pendeta di kota itu, Evgeny Shestopalov, mengatakan dalam sebuah video yang dibagikan oleh media Rusia bahwa Sudzha "terbakar" dan penduduk yang tidak dapat mengungsi berlindung di gerejanya.
Sebuah stasiun TV lokal Rusia menyiarkan gambar dari pusat kota yang menunjukkan bangunan-bangunan hancur, puing-puing berserakan di seberang jalan dan lubang-lubang besar di tanah akibat serangan artileri.
Garda Nasional Rusia mengatakan pihaknya memperkuat pertahanan di pembangkit listrik tenaga nuklir Kursk, sekitar 60 kilometer dari perbatasan dengan Ukraina.
Kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov, mengatakan 1.000 pasukan Ukraina terlibat dalam serangan tersebut. Pasukan Rusia telah menghentikan mereka untuk melakukan penetrasi lebih jauh ke wilayah Kursk.
“Operasi ini akan berakhir dengan kekalahan musuh dan mereka didorong kembali ke perbatasan negara,” katanya kepada Putin dalam pertemuan yang disiarkan televisi.
ADVERTISEMENT