UNICEF: Pengeboman Sekolah di Ukraina Harus Dihentikan

13 Mei 2022 3:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memadamkan api di sekitar puing-puing gedung sekolah yang terkena serangan di desa Bilohorivka, Luhansk, Ukraina pada Minggu (8/5/2022).
Foto: State Emergency Services of Ukraine/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memadamkan api di sekitar puing-puing gedung sekolah yang terkena serangan di desa Bilohorivka, Luhansk, Ukraina pada Minggu (8/5/2022). Foto: State Emergency Services of Ukraine/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Organisasi dunia yang fokus pada keamanan dan kesejahteraan anak-anak atau UNICEF mendesak agar pengeboman sekolah-sekolah di Ukraina segera dihentikan.
ADVERTISEMENT
UNICEF juga mengecam penggunaan sekolah-sekolah untuk tujuan militer.
"Ratusan sekolah di seluruh negeri dilaporkan terkena proyektil senjata berat, serangan udara dan senjata peledak lainnya di daerah berpenduduk," kata Wakil Direktur Eksekutif UNICEF Omar Abdi dalam rapat bersama Dewan Keamanan PBB, dikutip dari AFP pada Jumat (13/5).
"Serangan ini harus dihentikan," tegas Omar.
Omar mengungkapkan bahwa hingga pekan lalu, dari 89 sekolah di bawah naungan UNICEF di Ukraina timur, satu dari enam telah ‘rusak atau hancur’ sejak invasi Rusia pada 24 Februari.
Sementara sekolah-sekolah yang lainnya digunakan untuk kebutuhan militer.
Anak-anak Ukraina di tempat penampungan ibu dan anak pengungsi di kota Novomoskovsk, wilayah Dnipro, Ukraina, Sabtu (23/4/2022). Foto: Ueslei Marcelino/Reuters
“Sekolah lain digunakan sebagai pusat informasi, tempat penampungan, pusat pasokan, atau untuk tujuan militer – dengan dampak jangka panjang pada kembalinya anak-anak ke pendidikan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB yang diadakan atas permintaan Meksiko dan Prancis itu menekankan bahwa serangan terhadap sekolah merupakan pelanggaran yang terang terhadap hukum kemanusiaan.
Pada kesempatan sama, duta besar Prancis untuk PBB, Nicolas de Riviere, melemparkan tuduhan bahwa Rusia terus melakukan penyerangan warga sipil termasuk anak-anak.
"Tentara Rusia terus membunuh warga sipil, termasuk anak-anak," tuduh Nicolas de Riviere.
Namun perwakilan tetap Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia membantah tuduhan yang disebutnya ‘tuduhan tidak masuk akal’ terhadap angkatan bersenjata Moskow itu.
Anak-anak Ukraina di tempat penampungan ibu dan anak pengungsi di kota Novomoskovsk, wilayah Dnipro, Ukraina, Sabtu (23/4/2022). Foto: Ueslei Marcelino/Reuters
Vassily mengatakan, Rusia memberikan dukungan kemanusiaan kepada anak-anak di wilayah timur Donbas, wilayah ia sebut sebagai tempat Ukraina mengobarkan ‘perang saudara melawan rakyatnya sendiri.’
Sementara itu, Duta Besar Kyiv Sergiy Kyslytsya mendesak PBB untuk meningkatkan upaya untuk menyatukan kembali anak-anak Ukraina yang terpisah dari orang tuanya.
ADVERTISEMENT
Sergiy menuduh Rusia ‘menculik’ anak-anak Ukraina yang terperangkap dalam konflik.
"Setelah pemindahan paksa ke Rusia, mereka diadopsi secara ilegal oleh warga Rusia," katanya.
***
Ikuti program Master Class, 3 hari pelatihan intensif untuk para pelaku UMKM, gratis! Daftar Sekarang DI LINK INI.