Upaya AS Pulihkan Demokrasi di Niger Temui Jalan Buntu

8 Agustus 2023 12:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kedutaan Prancis di Niamey Niger diserbu massa. Foto: Stringer/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kedutaan Prancis di Niamey Niger diserbu massa. Foto: Stringer/REUTERS
ADVERTISEMENT
Upaya pertama negosiasi oleh Amerika Serikat untuk memulihkan demokrasi di Niger yang dihantam kudeta sejak dua pekan lalu, tidak membuahkan hasil.
ADVERTISEMENT
Dalam proses negosiasi selama beberapa jam di Ibu Kota Niamey itu, para petinggi militer junta menunjukkan sedikit ketertarikan untuk memulihkan kondisi.
Dikutip dari Reuters, Plt Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland menggambarkan upayanya berbicara dengan junta militer pada Senin (7/8) sebagai pembicaraan sulit yang tidak menghasilkan kemajuan.
Kepada wartawan, Nuland mengaku bertemu dengan Moussa Salaou Barmou — salah satu petinggi junta militer Niger yang menyatakan dirinya sebagai Menteri Pertahanan, beserta tiga kolonel lainnya.
Nuland berbicara selama dua jam dengan Barmou dan pasukannya, serta melakukan beberapa pembicaraan di sela-sela pertemuan tertutup itu.
Permintaan Washington untuk bertemu dengan Presiden Niger yang digulingkan, Mohamed Bazoum, atau pemimpin junta Abdourahamane Tiani juga tidak dikabulkan.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, dalam pembicaraannya dengan Barmou, Nuland mengatakan tawaran dari Washington mengenai cara-cara untuk memulihkan tatanan demokrasi. Namun, menurut Nuland, para petinggi junta memperlihatkan sedikit ketertarikan.
Ilustrasi pengamanan di Kota Niamey, Niger. Foto: BOUREIMA HAMA/AFP
Padahal, AS telah menyampaikan hal-hal apa saja yang dipertaruhkan dalam hal bantuan ekonomi dan lainnya, jika situasi saat ini tidak dikembalikan ke sedia kala.
"Pembicaraan ini sangat terbuka dan agak sulit, karena, sekali lagi, kami mendorong solusi yang dinegosiasikan. Tidak mudah untuk mendapatkan daya tarik di sana," ungkap Nuland.
Para junta militer, sambung dia, cukup tegas dalam memandang bagaimana mereka ingin melanjutkan pemerintahan saat ini — dan itu tidak sesuai dengan Konstitusi Niger.
Setelah upaya negosiasi perdana ini, masih belum diketahui kapan atau bagaimana pembicaraan selanjutnya akan dilanjutkan. Nuland hanya menyatakan kesiapan Washington untuk menjadi mediator, ketika pihak Niger bersedia mengembalikan demokrasi.
Pendukung junta Niger ikut serta dalam demonstrasi di dekat pangkalan udara di Niamey, Niger, Sabtu (5/8/2023). Foto: Mahamadou Hamidou/Reuters
"Jika ada keinginan dari pihak yang bertanggung jawab atas hal ini untuk kembali ke tatanan konstitusional, kami siap untuk membantu, kami siap untuk membantu mengatasi kekhawatiran di semua pihak," kata Nuland.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak akan mengatakan bahwa kami dengan cara apa pun menerima tawaran itu, tetapi saya berharap mereka [junta] akan memikirkannya," pungkasnya.
Sebelumnya, pada Minggu (30/7) blok regional Afrika Barat yang pro-Barat, The Economic Community of West African States (ECOWAS), telah menyerukan junta untuk mundur dan memberlakukan berbagai sanksi atas kudeta yang terjadi.
ECOWAS yang terdiri 15 negara anggota itu bahkan berencana untuk mengintervensi Niger melalui jalur militer. Namun, Niger tampaknya sudah bersiap untuk melawan dan bertahan dengan cara menutup wilayah udara negaranya sejak Minggu (6/8).