Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Update Gagal Ginjal Akut: 323 Kasus, 190 Anak Meninggal
4 November 2022 17:39 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Juru bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril menegaskan total anak gagal ginjal akut per 3 November 2022 menjadi 323 anak. 190 di antaranya meninggal dunia, 34 anak dirawat, dan sisanya sembuh.
ADVERTISEMENT
Data ini diperoleh Kemenkes dari 28 provinsi yang melaporkan kasus gagal ginjal akut di Indonesia.
“Nah saat ini sudah ada beberapa provinsi dengan 323 kasus ya ini posisinya dari 28 provinsi,” ujar Syahril saat pemaparan penanganan Covid 19 dan gagal ginjal akut di akun youtube Kemenkes, Jumat (4/11) siang.
“Ada yang dirawat masih 34 (anak) yang terbanyak di Jakarta, Jawa Barat, dan seterusnya. Kemudian yang meninggal 190, yang sembuh 99 dan total adalah 323,” tegas Syahril.
Jumlah ini sedikit berbeda dengan yang disebutkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat rapat dengar pendapat dengan komisi IX DPR-RI pada Rabu (2/11) lalu. Kala itu Menkes Budi menyebut jumlah anak yang mengalami gagal ginjal akut adalah 325 orang, dan 178 di antaranya meninggal.
ADVERTISEMENT
Syahril kemudian menjelaskan bahwa perbedaan angka ini akibat pencatatan dan pelaporan kasus yang belum rampung. Sama halnya dengan kasus hepatitis akut yang amat dinamis, gagal ginjal akut juga mengenal istilah ‘suspek’ dan ‘discarded’.
Usai dihitung kembali, Syahril menegaskan per 3 November 2022 jumlah anak yang menderita gagal ginjal akut adalah 323 anak. Berkurang dua anak dari yang sebelumnya disebutkan Menkes Budi. Dua anak ini disebut ‘discarded’ alias bukan menderita gagal ginjal akut meski sempat ditemui gejala yang sama.
“Jadi betul kemarin Pak Menkes sudah menyampaikan 325 pada saat rapat dengar pendapat DPR,” ujar Syahril.
“Ada yang masih suspek probable atau baru konfirmasi nah pengurangan dua orang itu karena dia memang dikeluarkan karena ternyata tidak ditemukan penyebab-penyebab yang memang saat ini menjadi dugaan kita,” jelas Syahril.
ADVERTISEMENT