Wagub Revisi Jumlah Korban Bencana di NTT: 178 Orang Tewas, 47 Orang Hilang

13 April 2021 17:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara suasana Desa Waimatan yang ditinggalkan warganya mengungsi akibat tanah longsor di Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT, Minggu (11/4). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara suasana Desa Waimatan yang ditinggalkan warganya mengungsi akibat tanah longsor di Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT, Minggu (11/4). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Wakil Gubernur NTT Joseph Nae Soi mengklarifikasi jumlah korban tewas akibat banjir bandang dan tanah longsor. Joseph mengatakan, hingga Selasa (13/4) sore, 178 orang dinyatakan tewas dan hilang 47 orang.
ADVERTISEMENT
Data ini berbeda dengan data Senin (12/4) kemarin yang menyatakan ada 179 orang tewas. Joseph mengatakan, ada kesalahan input data yang dilakukan kemarin, sehingga ada satu nama yang dimasukkan menjadi double.
"Jadi ada kesalahan data. Kemarin itu ada double, satu orang ditulis double. Jadi mohon maaf, teman-teman. Kami berdasarkan laporan dari daerah double. Jadi yang benar hari ini kami sudah klarifikasi jumlahnya 178," kata Joseph dalam keterangannya.
Sejumlah rumah yang rusak setelah banjir bandang di desa Waiwerang, Flores Timur, NTT. Foto: Alfred Ike Wurin/AFP
Lebih lanjut, Joseph mengungkapkan hampir semua desa yang terdampak dari siklon tropis seroja sudah dijangkau Satgas Tanggap Darurat Bencana. Namun, ada beberapa desa yang dalam beberapa hari terakhir diguyur hujan deras, sehingga transportasi ke desa tidak bisa dilewati melalui darat.
"Maka kami bantu lewat laut. Karena memang hujan beberapa hari ini terus menerus. Ada beberapa sungai yang memang kebanjiran sampai sekarang, sehingga desa-desa dikategorikan terisolasi bukan karena siklon tropis, tapi karena hujan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Semua desa yang terkena siklon tropis sudah dijangkau Satgas kita. Kami terima kasih kepada Polri dan TNI yang dengan susah payah membantu," lanjutnya.
Joseph juga mengatakan rata-rata pengungsi sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Sementara pengungsi yang rumahnya rusak parah, mereka sementara tinggal di rumah kerabat dengan biaya tetap ditanggung pemerintah.
Foto udara suasana Desa Waimatan yang ditinggalkan warganya mengungsi akibat tanah longsor di Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT (11/4/2021). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
"Banyak infrastruktur seperti jembatan itu ada beberapa jembatan kami terima kasih kepada [Kementerian] PUPR yang dengan cekatan sampai hari ini bisa dilalui mobil atau alat berat untuk menyusur daerah-daerah ini," tuturnya.
Selain itu, akses listrik dan telekomunikasi sudah mendekati normal. Ia juga berterima kasih kepada masyarakat Indonesia yang terus memberikan bantuan kepada korban terdampak tanah longsor dan banjir bandang.
"Dari PLN rata-rata 60-70 persen listriknya sudah menyala. Kemudian dari Telkomsel rata-rata juga sudah mendekati normal," ungkapnya lagi.
ADVERTISEMENT
"Kami terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang telah membantu masyarakat NTT tidak henti-hentinya sampai hari ini banyak sekali bantuan yang datang dari seluruh Indonesia. Saya atas nama rakyat NTT banyak terima kasih atas gotong royong masyarakat," pungkasnya.