Waka Komisi XIII DPR Bicara soal Jaga Pancasila, Imbau Pemuda Pilih Guru Ngaji

11 Desember 2024 15:21 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI Sugiat Santoso menyampaikan sambutan di Dialog Kebangsaan BNPT, Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (11/12/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI Sugiat Santoso menyampaikan sambutan di Dialog Kebangsaan BNPT, Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (11/12/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI Sugiat Santoso mengimbau anak muda untuk menjaga nilai luhur Pancasila. Politikus Partai Gerindra itu menyinggung soal berbagai ideologi transnasional yang masuk ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, ideologi transnasional itu harusnya tidak asal diserap oleh masyarakat, terutama anak mudanya. Karena, ideologi tersebut belum tentu lebih luhur dari Pancasila.
"Jangan sampai seperti yang dikatakan tadi ideologi-ideologi transnasional yang enggak jelas juntrungannya, yang kalah luhur, kalah mulia, itu malah meresap ke kita, khususnya ke generasi mudanya," ujar Sugiat dalam acara dialog kebangsaan lintas agama yang diselenggarakan BNPT di Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (11/12).
Dia juga meminta anak muda, dalam menangkal ideologi di luar Pancasila itu adalah agar tidak sembarangan dalam memilih guru mengaji.
"Gak jelas guru ngajinya siapa, malah ngambil ideologi yang sesungguhnya itu gak lebih luhur, gak lebih mulia daripada Pancasila. Jadi yang harus kita jaga, pilar pertama adalah Pancasila," terang Sugiat.
ADVERTISEMENT
Baginya, apabila seluruh nilai pada Pancasila diterapkan, Indonesia akan menjadi bangsa yang besar.
"Ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia sampai yang kelima keadilan sosial. Kalau ini diterapkan, ini Indonesia menjadi kepingan surga. Ini yang harus kita jaga," lanjutnya.
Sejalan dengan nilai Pancasila, ada UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, yang disebut Sugiat sebagai pilar utama yang menjadi kekuatan Indonesia. Keempatnya menjadi pengikat dan penyatu dari keberagaman yang ada di negeri ini.
"Saya pikir di era digital yang begitu kuat, bagaimana ideologi-ideologi transnasional yang berbahaya bagi Pancasila itu mengepung dari segala penjuru, baik kiri maupun kanan, baik sosialis maupun liberalis, kita punya ideologi sendiri yang itu harus kita mantapkan toleransinya," kata Sugiat.
ADVERTISEMENT