Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Waldi, Bocah 8 Tahun yang Selamat Meski Sempat Tertimbun Puing Rumah
9 Oktober 2018 17:56 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Tidak ada yang mengira, tanggal 28 September 2018 akan menjadi hari yang buruk bagi Waldi. Bocah 8 tahun ini harus menjadi salah satu korban luka akibat gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Saat itu Waldi tengah bermain bersama teman-temannya di depan halaman rumah. Namun karena guncangan yang kencang, Waldi akhirnya tertimbun puing-puing rumahnya dan terluka cukup parah di bagian kepala dan kaki.
"Iya, lagi bermain terus ada gempa. Kepalanya terluka begitu, nanti mau dioperasi lagi nunggu dulu," ucap ibu Waldi, Musniah, di Rumah Sakit Undata, Palu Timur, Sulawesi Tengah, Selasa (9/10).
Setelah goncangan berhenti, Musniah dan suaminya langsung berusaha mencari Waldi. Tak butuh waktu yang lama, keduanya dibantu warga sekitar kemudian menemukan Waldi dalam keadaan terjepit puing rumah.
"Awalnya dia masih trauma, jadi cuma bisa diam saja. Tapi sekarang sudah membaik, sudah bisa diajak bicara," jelas Musniah.
Musniah bersyukur anaknya dapat selamat dari peristiwa tersebut. Apalagi, Musniah mengenang, guncangan yang cukup keras sempat membuat seluruh warga berhamburan ke luar rumah dan berteriak histeris.
ADVERTISEMENT
“Apalagi pas sudah selesai lihat banyak korban dari keluarga banyak yang pada teriak-teriak menangis,” ujarnya.
Saat ini sebagian korban gempa di RS Undata Palu sengaja dipindahkan ke halaman rumah sakit. Sebab, masih ada gempa susulan yang mengguncang Palu dan dikhawatirkan akan membahayakan keselamatan pasien jika tetap di dalam ruangan.
"Iya, tadi kan gempa pagi, makanya ditaruh di sini dulu, bukannya tidak ada kamar," ucap salah satu perawat bernama Rima.
Rima juga menyebut, di RS Undata, sudah tidak ada lagi jenazah korban bencana alam Sulteng. Seluruhnya, sudah dibawa untuk dimakamkan.
“Sudah tidak ada lagi di sini,” tutupnya.