Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Kementerian Agama merilis Program Penguatan Kompetensi Penceramah Agama alias penceramah bersertifikat. Wamenag Zainut Tauhid menjabarkan materi-materi yang akan diberikan kepada peserta. Apa saja?
ADVERTISEMENT
"Untuk peserta dari kegiatan ini dipastikan mereka yang sudah punya basis keagamaan, sudah punya tugas-tugas yang selama ini dilaksanakan dalam rangka menyampaikan pesan-pesan agama," ucap kata Zainut di Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (18/9).
Materi yang akan diberikan pertama terkait aspek metodologi ceramah karena perubahan zaman begitu cepat sehingga perlu ada adaptasi dengan teknologi.
"Kedua soal aspek penguatan moderasi agama. Ketiga, penguatan nilai-nilai wawasan kebangsaan. Diharapkan penceramah bisa memiliki pemahaman yang luas dalam melaksanakan tugas-tugasnya," imbuhnya.
Sementara pematerinya pertama dari tokoh-tokoh agama dan tokoh nasional lain termasuk dari Lemhanas. Zainut mengatakan, program ini diluncurkan agar penceramah memiliki kredibilitas untuk menyiarkan agama kepada masyarakat.
"Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi para penceramah agama sehingga dapat memenuhi tuntutan zaman dan meneguhkan perannya di tengah modernitas. Tak bisa dipungkiri bahwa ada banyak perubahan zaman yang harus kita jawab dengan persepektif yang moderat," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Dari kegiatan ini kita semua berharap agar para penceramah bertambah wawasan serta kompetensi ilmunya, dan memiliki kredibilitas yang tinggi untuk mensyiarkan keberagamaan yang moderat langsung kepada masyakat. Kita berharap pembinaan semakin menjawab apa yang dibutuhkan umat, bangsa, dan negara," lanjutnya.
Zainut juga mengungkapkan tantangan paling nyata saat ini adalah bagaimana merumuskan dan meneguhkan arah keberagamaan dengan tetap menjadikan Pancasila sebagai bingkainya. Apalagi nilai-nilai harmoni yang selama ini berhasil dijaga oleh Indonesia harus terus dipertahankan.
"Para pewaris kita mewariskan jejak toleransi yg begitu agung, nilai gotong royong yang sangat kokoh dan sikap saling menghormati yang begitu indah. Inilah nilai-nilai yang harus kita jaga dan rawat demi keutuhan NKRI," tegasnya.
Menurutnya, selama 5 tahun ke depan Indonesia akan dihadapkan perubahan global yang semakin rumit dan cepat. Perubahan itu bahkan sudah terlihat lewat pandemi virus corona di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Zainut mengatakan, pandemi virus corona mengakibatkan banyak perubahan tatanan kehidupan bangsa, termasuk kegiatan keagamaan yang harus tertunda dan harus menyesuaikan dengan protokol kesehatan.
"Kita sadari bahwa kondisi cukup berat, namun semua harus berada dlm satu barisan yg kokoh. Kita harus terus berada di garda terdepan membimbing umat sehingga tidak hanya sukses melewati pandemi ini, sehingga sukses mengalami perubahan yang lebih baik," tuturnya.
Lewat program ini, Zainut berharap penceramah agama dapat siap menghadapi kemungkinan perubahan dunia yang datang tanpa diprediksi. Menurutnya, penceramah agama harus responsif terhadap apa yang terjadi di dunia agar Indonesia dapat merumuskan respons terbaik untuk tetap menjadi bangsa yang harmoni dalam keberagaman.
"Pembangunan bidang agama kini menemukan momentumnya untuk terus berkembang. Ada kebijakan pemerintah yang telah mendorong partisipasi publik dalam pembangunan, termasuk di dalamnya pembangunan bidang agama," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah telah menetapkan isu keagamaan sebagai pilar pembangunan nasional. Pemerintah sadar tidak semua langkah pembinaan dapat dilakukan seorang diri. Bangsa ini dibangun kebersamaan dan itu yang mendorong Kementerian Agama terus meningkatkan kualitas kerja sama dengan stakeholders, ormas agama utk menjalankan fungsi kebinaan ini," pungkasnya.