Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Wamenkes soal Kasus Kematian 6 Orang di Papua Tengah: Diare Tak Bikin Kelaparan
2 Agustus 2023 17:47 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kasus kekeringan dan kelaparan di Papua Tengah menuai perhatian publik karena menyebabkan 6 orang meninggal dunia dan 7.500 orang terdampak. Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, 6 orang yang meninggal bukan karena kelaparan, melainkan karena diare dan faktor cuaca.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga disampaikan Mentan Syahrul Yasin Limpo. Ia mengatakan, 6 orang yang meninggal itu dikarenakan diare. Sebab, kelaparan sifatnya masif alias dialami oleh banyak orang di suatu wilayah.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan pihaknya akan melakukan investigasi terkait situasi yang terjadi di Papua Tengah.
"Nanti kalau sudah ada hasilnya pasti kita sampaikan ke teman-teman pers. Rajin-rajin lihat IG-nya Kemenkes, ya," kata Dante di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (2/8).
Dante menegaskan diare tidak menyebabkan kelaparan.
"Enggak. Diare enggak bikin kelaparan. Kelaparan itu kronik. Jadi, kan, akut," ungkapnya.
Dante menjelaskan, diare terjadi karena seseorang salah makan. Sehingga diare tidak menyebabkan kelaparan.
"Enggak lah, enggak. [Diare] karena makannya salah. Kelaparan bukan karena diare," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Nanti kita investigasi. Sering-sering baca IG-nya Kemenkes, ya, biar ada update, ya," pungkasnya.
Sebelumnya, Ma'ruf mengatakan 6 orang yang meninggal dikarenakan kekeringan, bukan kelaparan.
"Terjadi kekeringan di sana dan cuaca ekstrem dan yang meninggal itu bukan karena kelaparan, tetapi karena diare dan karena cuaca," kata Ma'ruf usai rapat internal di Rumah Dinas Wakil Presiden, Jakarta, siang tadi.
Sementara Mentan mengatakan sempat mencari tahu mengapa ada yang meninggal dunia di Papua Tengah. Berdasarkan keterangan Sekwilda dan Kadis setempat, mereka meninggal karena diare.
"Menurut Sekwilda dan Kadis setempat bukan kelaparan tapi diare. Hari pertama dia muntah, siangnya 20 kali [muntah], malamnya diare, dehidrasi. Itu yang saya tahu," kata Mentan.