Warga Buka Paksa Pintu Perlintasan KRL Rawa Geni di Depok

21 Juni 2022 0:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pintu perlintasan manual KRL Rawa Geni akhirnya dibuka kembali oleh warga sekitar. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pintu perlintasan manual KRL Rawa Geni akhirnya dibuka kembali oleh warga sekitar. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pintu perlintasan manual KRL Rawa Geni dibuka paksa oleh warga sekitar setelah sempat ditutup karena insiden mobil tertabrak KRL pada Rabu (20/4) lalu.
ADVERTISEMENT
Penjaga pintu perlintasan, Susanto mengatakan, pembukaan pintu perlintasan manual KRL Rawa Geni sudah dibuka sejak kemarin malam. Namun perlintasan tersebut dapat dilintasi kendaraan sejak pukul 14.00 WIB.
“Diberlakukannya tadi jam 2 siang, pembukaan di saksikan PT KAI dan Lurah setempat,” ujar Susanto, Senin (20/6).
Kehadiran lurah dan perwakilan PT KAI bukan sebagai tanda persetujuan, namun hanya sebagai saksi pembukaan. Padahal, PT KAI belum memberikan izin pembukaan pintu perlintasan yang sebelumnya sempat terjadi kecelakaan antara KRL dengan mobil.
“Lurah hanya menyaksikan saja bukan berarti menyetujui, hanya melihat atas tuntutan warga” kata Susanto.
Susanto mengungkapkan, warga telah melayangkan surat permohonan kepada PT KAI untuk pembukaan pintu perlintasan. Namun hingga kini warga belum menerima surat balasan dari PT KAI atas permintaan warga tersebut.
ADVERTISEMENT
Perlintasan sebidang Rawa Geni Citayam yang kini ditutup usai insiden KRL vs Mobil pada Kamis (21/4/2022). Foto: Dicky Agung/STR/kumparan
“Sebelumnya beberapa surat dilayangkan ke PT KAI tapi tanggapannya nihil,” ungkap Susanto.
Susanto menjelaskan, pintu perlintasan manual KRL Rawa Geni banyak dimanfaatkan warga di 4 RW. Bahkan pintu perlintasan tersebut selain dimanfaatkan warga sekitar, terdapat warga dari wilayah lain turut melintas.
“Ini kan jalan penghubung ke wilayah Cipayung, Jembatan Serong, dan Sawangan,” jelas Susanto.
Pembukaan perlintasan Rawa Geni atas desakan warga karena semenjak ditutup warga harus memutar. Akibatnya selain jarak tempuh yang jauh, terjadi kemacetan di jalan lingkungan warga yang bersebelahan dengan Dipo Depok.
“Biasanya kalau mau jalan ke Margonda hanya 15 menit tapi sekarang jadi 45 menit dari sini,” ucap Susanto.
Susanto menambahkan, sebelum dilakukan penutupan perlintasan tersebut sudah sejak penjajahan Jepang. Pembukaan pintu perlintasan diharapkan tidak terjadi kembali kecelakaan terhadap pengendara yang melintas.
ADVERTISEMENT
“Kami akan selalu waspada dan cekatan dalam menjaga pintu perlintasan sehingga tidak ada lagi kecelakaan,” pungkas Susanto.