Warga di Tangsel Protes: Selalu Banjir saat Hujan Akibat Proyek Tol BSD

6 Oktober 2022 21:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga perumahan Al Kahfi Residence meminta menjebol separator jalur Tol Serpong km 8, Kamis (6/10/2022). Foto: Aditya Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Warga perumahan Al Kahfi Residence meminta menjebol separator jalur Tol Serpong km 8, Kamis (6/10/2022). Foto: Aditya Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Warga di Perumahan Al Kahfi Residence, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, kesal akibat rumah mereka selalu banjir saat hujan mengguyur.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan di lokasi, banjir terjadi Kamis (6/10) petang ini akibat hujan deras mengguyur selama 5 jam sejak siang tadi. Banjir di perumahan itu bisa mencapai hingga 1,2 meter.
Al Kahfi Residence berada tepat di samping Jalan Tol Jakarta-Serpong KM 8 —biasa disebut Tol BSD— dan Kali Cibenda.
"Mereka bikin tol enggak mikirin warga sekitar, jalur air malah dipersempit sama mereka, gorong-gorongnya. Karena sering banjir, sekarang ada proyek pengembangan Tol BSD untuk dinaikkan elevasinya, sementara tidak memikirkan warga sekitar," ujar warga Al Kahfi Residence, Angga, kepada kumparan.
Petugas meminta pengguna jalan agar tidak menerobos banjir di Tol Jakarta-Serpong, Kamis (6/10/2022). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pihak pengembang jalan tol lantas menjebol pembatas jalan pada proyek itu. Air kemudian mengalir meski masih tetap banjir.
Warga menyebut setidaknya dalam sebulan terakhir telah terjadi empat kali banjir, yakni pada 10 dan 23 September serta 3 dan 6 Oktober atau hari ini.
"Tuntutannya jangan sampai banjir lagi. Kalau ada ganti rugi kerugian materil dan imateril. Kita rugi sebulan bisa empat kali kebanjiran," tandas Angga.
Tak cuma warga di pinggir tol BSD yang sering kebanjiran, tol BSD juga demikian. Setiap hujan deras datang, tak jarang jalan berbayar ini kebanjiran sehingga memicu kemacetan panjang di jalan yang harusnya bebas hambatan ini.
Tak jarang, pengelola tol, yaitu PT Bintaro Serpong Damai (BSD), melakukan penutupan gerbang tol tertentu dan menyarankan jalur alternatif.
ADVERTISEMENT

Penyebab Tol BSD Kerap Banjir Menurut PUPR

Sementara itu, pada Rabu (5/10), Dirjen Bina Marga Kemen PUPR, Hedy Rahadian, mengungkap penyebab Tol BSD kerap dilanda banjir. Ia mengatakan banjir terjadi karena luapan Kali Cibenda dan drainase di sekitar tol yang jelek.
Dirjen Bina Marga, Hedy Rahadian saat jumpa pers di Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Senin (19/9). Foto: Jonathan Devin/kumparan
Hedy menjelaskan lokasi tersebut dahulunya merupakan rawa-rawa dan merupakan daerah tangkapan air. Kondisi itu saat ini ada di hulu dan hilir KM 8+500.
"Kemudian kita melihat sekarang bahwa pembangunan ya sekarang luar biasa dan kita merasakan sejak tahun 2007 terjadi peningkatan muka air di khususnya di titik KM 8 ini," kata Hedy kepada wartawan.
Hedy melanjutkan, peningkatan muka air itu dikarenakan Kali Cibenda yang menyempit. Selain itu drainase di tol tersebut jelek.
ADVERTISEMENT
"Ini dipicu semakin kurangnya daerah-daerah penyimpanan air, adanya penyempitan Kali Cibenda. Jadi banjir di jalan tol itu penyebabnya salah satu atau dua-duanya dari luapan sungai dan drainase yang jelek," kata Hedy.
"Kalau kita lihat di sini problemnya adalah kapasitas sungai kita awalnya 9 meter sekarang 4,5 meter saja," tambah Hedy.

Yang Dilakukan PUPR

Menurut Hedy, sejak 3 tahun lalu pihaknya sudah melakukan berbagai langkah antisipasi dengan memasang box culvert ukuran 2x4,5 meter setinggi 2 meter di bawah jalan tol.
Banjir di Tol Pondok Aren-Serpong KM 8, Jumat (23/9/2022). Foto: Twitter/@TMCPoldaMetro
"Nah, ini 2x4,5 meter itu adalah 9 meter di mana mengikuti lebar sungai Cibenda pada awalnya sekarang tinggal 4,5 meter jadi ini memang masalah luapan sungai ini yang menyebabkan banjir yang sifatnya regional tidak hanya jalan tol sekelilingnya itu kita perlu lakukan koordinasi dengan dinas-dinas yang bertanggung jawab SDA Cibenda di sini pemda ya kabupaten untuk mencari solusinya karena sifatnya regional," kata Hedy.
ADVERTISEMENT
"Jadi ini nanti boks ini akan kita ganti dengan jembatan yang sekarang boks itu lebarnya 9 meter nanti akan kita ganti dengan jembatan lebar 20 meter sehingga memberikan keleluasaan crossing sungai Cibenda dan yang penting kita tinggikan setinggi 2 meter," kata Hedy.