Warga Gaza Curhat di Masjid Jogokariyan: Rumah Hancur, Luluh Lantak

12 September 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hanadi (kanan) salah seorang warga Gaza, Palestina, berkisah tentang tanah airnya di hadapan jemaah Masjid Jogokariyan, Kota Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hanadi (kanan) salah seorang warga Gaza, Palestina, berkisah tentang tanah airnya di hadapan jemaah Masjid Jogokariyan, Kota Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
Keluarga dari Gaza, Palestina, curhat mengenai kondisi tanah kelahiran mereka ke jemaah Masjid Jogokariyan, Kota Yogyakarta, Kamis (12/9).
ADVERTISEMENT
"Rumah-rumah sekeluarga sudah hancur semua, luluh lantak. Ada dua rumah pertama rumah mertua, satu rumah suami saya. Rumahnya sudah hancur," kata Hanadi.
Hanadi bercerita sembari tak kuasa menahan tangis. Hanadi sempat berpindah-pindah rumah. Namun, seiring dia dan keluarga berpindah, seiring pula rumahnya dihancurkan Israel.
"Beginilah keadaan warga Gaza saat ini, tidak ada tempat aman untuk tinggal di sana. Harus pindah-pindah," jelasnya.
Hanadi (kanan) salah seorang warga Gaza, Palestina, berkisah tentang tanah airnya di hadapan jemaah Masjid Jogokariyan, Kota Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
Hanadi yang datang bersama suami, mertua, dan anak, melanjutkan meski dia telah keluar dari Gaza tetapi Gaza tetap ada di hatinya.
"Keluarga terdekat, ayah, ibu, kakak, kerabat-kerabat semuanya masih tinggal di Gaza. Keluarga telah pindah ke kamp satu ke kamp lainnya sebanyak 10 kali. Tidak ada tempat aman sama sekali di Gaza," bebernya.
ADVERTISEMENT
Sebelum bisa keluar dari Gaza, pada Oktober tahun lalu merupakan masa-masa yang paling berat yang Hanadi dan keluarga rasakan. Rumah yang hancur adalah rumah hasil tabungan 20 tahun mertuanya.
"Di Gaza tidak semua punya mobil. Keluarga jalan kaki dengan mengangkut semua barang yang bisa diselamatkan ditaruh plastik jalan dari tempat satu ke tempat lainnya," bebernya.
Sejumlah anak menyambut kedatangan anak-anak dari Gaza, Palestina dengan lagu Atuna Tufuli di Masjid Jogokariyan, DI Yogyakarta, Kamis (12/9/2024). Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
Tiga anaknya pun mengalami trauma atas serangan-serangan Israel. Hal ini dialami pula Yusuf yang masih tiga tahun.
"Ketika mendengar suara pesawat, dia mengira itu pesawat Israel. Itu masih terjadi meski sudah berpindah-pindah tempat," bebernya.
Sementara itu Yahya, suami dari Hanadi mengalami gangguan pendengaran akibat masifnya serangan Israel.
Hanadi dan keluarganya datang ke Yogyakarta bersama King Hussein Cancer Center (KHCC) dan Islamic Charity for Society (ICCS). Ini merupakan kunjungan balasan, usai relawan Masjid Jogokariyan membantu para pengungsi Gaza.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, Masjid Jogokariyan juga sudah menyalurkan bantuan ke pengungsi Gaza sebesar Rp 4,2 miliar.