Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Warga Meninggal Usai Divaksin AstraZeneca, Satgas Denpasar Tetap Vaksinasi
25 Mei 2021 11:11 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Muhamad Abdullah Malanua (43), warga Warga kota Denpasar meninggal di kamar indekosnya, Senin (24/5). Belum diketahui sebab kematian Manalua namun ia sempat menjalani vaksinasi AstraZeneca .
ADVERTISEMENT
Juru bicara Satgas COVID-19 Kota Denpasar Dewa Gede Rai mengatakan, ia masih berkoordinasi dengan dinas kesehatan dan polisi untuk mencari sebab kematian Malanua.
Menurut Dewa Rai, kasus kematian ini tidak berpengaruh terhadap kegiatan vaksinasi COVID-19. Vaksinasi terhadap warga dengan jenis astrazeneca tetap berjalan.
Dewa Rai memastikan petugas kesehatan melakukan skrining kesehatan sebelum memvaksin warga. Warga yang dinyatakan berhak disuntik vaksin adalah yang lolos skrining.
"Kemarin tetap berjalan dan dilanjutkan, dan hari ini akan dilaksanakan juga tentu dengan kejadian ini petugas tetap akan melakukan screening sebelum vaksinasi. Jadi SOP-nya sudah ada," kata dia di ruang kerjanya, Selasa (25/5).
Pemkot Denpasar menerima vaksin AstraZeneca mencapai 167 ribu dosis. 67 ribu dosis didistribusikan untuk kawasan zona hijau di Sanur dan 100 ribu dosis untuk warga di Kota Denpasar.
ADVERTISEMENT
Dewa Rai belum mengetahui batch AstraZeneca yang disuntikkan kepada Malanua. Ia memastikan bukan AstraZeneca batch CTMAV547.
"Belum dapat data (batch AstraZeneca yang disuntik kepada Malanua) tapi Denpasar itu tidak termasuk yang ditarik dan itu tidak ada di Denpasar," kata dia.
Seperti diketahui, Malanua ditemukan meninggal di Indekosnya pada Senin (24/5). Belum diketahui sebab kematian Malanua. Namun, ia menjalani vaksinasi corona dengan jenis vaksin AstraZeneca tahap pertama di Dusun Bumi Banten, Sabtu (22/5).
Sebelum menjalani vaksinasi dia sempat ke klinik untuk berobat sakit vertigo dan hipertensi. Hipertensinya saat itu mencapai 200 mg. Minggu (23/5), ia sempat mengeluh pusing dan sesak kepada tetangga.
Sementara itu, pihak keluarga tak ingin mengotopsi Malanua. Mereka mengikhlaskan kematian pria yang bekerja sebagai tukang jahit tersebut.
ADVERTISEMENT
****
Saksikan video menarik di bawah ini: