Warga Palestina Angkat Kaki dari Khan Younis Akibat Ancaman Serangan Israel

12 Agustus 2024 13:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang anak mencari barang-barang yang dapat digunakan di tempat pembuangan sampah di Khan Younis, Jalur Gaza, Senin (15/7/2024). Foto: Hatem Khaled/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang anak mencari barang-barang yang dapat digunakan di tempat pembuangan sampah di Khan Younis, Jalur Gaza, Senin (15/7/2024). Foto: Hatem Khaled/REUTERS
ADVERTISEMENT
Ribuan warga Palestina terpaksa angkat kaki dari tempat pengungsian di Khan Younis selatan Gaza. Itu diambil akibat peringatan Israel terkait serangan baru ke sana.
ADVERTISEMENT
Sejak perang Gaza pertama kali pecah pada Oktober 2023 Israel menginginkan menang total dan melenyapkan Hamas. Israel pun berdalih bahwa Hamas telah mengumpulkan kembali kekuatannya di Khan Younis.
Pada Minggu (11/8), di al-Jala Khan Younis warga Palestina nampak merapihkan kembali barang-barangnya untuk angkat kaki. Kawasan itu awalnya ditunjuk Israel sebagai zona kemanusiaan.
Seorang wanita Palestina bereaksi di dekat kerusakan akibat serangan Israel di sebuah tenda pengungsian di daerah Al-Mawasi, Khan Younis di Jalur Gaza selatan, Sabtu (13/7/2024). Foto: Mohammed Salem/Reuters
Israel kemudian menuding Hamas dan kelompok lain menembakkan rudal dari al-Jala. Hamas kerap membantah memakai infrastruktur sipil sebagai pusat komando.
Akibat perintah Israel meninggalkan Khan Younis, warga Palestina dilanda kebingungan.
"Kami tak tahu harus ke mana," kata warga Palestina yang mengungsi di Khan Younis, Amal Abu Yahia, seperti dikutip dari The Guardian.
Upaya Israel menguasai Khan Younis sebenarnya dimulai pada awal 2024. Akibat serangan terus menerus Khan Younis rusak parah.
ADVERTISEMENT
Israel kemudian meninggalkan Khan Younis usai kota itu luluh lantak. Akan tetapi, beberapa pekan terakhir Israel kembali masuk ke sana dan menghadapi perlawanan sengit dari Hamas.
Rencana serangan anyar ke Khan Younis terjadi ketika mediator meminta Israel dan Hamas kembali ke meja negosiasi. Perundingan gencatan senjata dua pihak rencananya akan digelar pada pekan ini di Doha atau Kairo.
Meski demikian, sejumlah analisa menunjukkan eskalasi ketegangan antara Israel dan Hamas akan makin meruncing. Kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, jadi pemicunya.