Waspada Bahaya Nitrogen Cair, Dinkes Bandung Minta Pedagang Tak Jual Ciki Ngebul

12 Januari 2023 17:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi es chiki ngebul. Foto: The Image Party/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi es chiki ngebul. Foto: The Image Party/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kandungan nitrogen cair yang ada pada jajanan ciki ngebul (cikbul) ternyata bisa menimbulkan bahaya. Seperti yang dialami anak-anak di Tasikmalaya dan Bekasi, mereka keracunan usai mengonsumsi ciki ngebul, bahkan ada yang sampai mengalami peradangan usus.
ADVERTISEMENT
Menyikapi hal ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian telah melakukan pendataan pedagang ciki ngebul di wilayahnya. Pendataan ini sesuai dengan surat edaran (SE) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Setelah melakukan pendataan, kami melakukan pembinaan, pengawasan, edukasi kepada pedagang cikbul,” ucap Anhar saat dihubungi kumparan, Kamis (12/1).
Anhar juga mengimbau para pedagang ciki ngebul keliling untuk tidak berjualan jajanan tersebut sementara waktu. Sebab, dalam salah satu poin surat edaran Kemenkes disebutkan bahwa hanya restoran dengan pengawasan dari dinkes yang bisa menjual makanan yang menggunakan nitrogen cair.
“Jadi istilahnya cikbul yang sebenarnya memasukkan, mencampurkan nitrogen cair ke dalam makanan. Nah, kalau yang menjualnya itu restoran, diperbolehkan, tapi harus diawasi oleh Dinas Kesehatan,” ucap Anhar.
ADVERTISEMENT
Menurut Anhar, para pedagang merespons positif imbauan tersebut. Meski begitu, para pedagang sempat mengeluh ke Anhar karena omzet mereka turun setelah kasus keracunan tersebut mencuat.
Anhar mengaku paham dengan kondisi yang dialami para pedagang. Saat ini pihaknya masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari Kemenkes terkait perizinan pengonsumsian ciki ngebul.
“Secara resmi kemenkes belum mengeluarkan juknis atau peraturan terkait hal ini (konsumsi ciki ngebul),” ucap Anhar.
Selain meminta pedagang tak berjualan, mitigasi lainnya adalah dengan melakukan sosialisasi ke masyarakat lewat sosial media.
Anhar mengingatkan untuk segera melapor apabila di lingkungan masyarakat terdapat pasien yang merasakan keluhan kesakitan, susah napas setelah mengonsumsi ciki ngebul. Meskipun saat ini kasus keracunan ciki ngebul masih nihil.
ADVERTISEMENT
“Terakhir, kalau memang ditemukan kasus kesakitan akibat cikbul, semua pihak diminta segera melaporkan kepada kami melalui saluran informasi yang ada. Moga-moga tidak ada (kasus ciki ngebul),” katanya.
Reporter
Arif Syamsul Ma'arif