Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Waspada Cuaca Ekstrem di Jakarta hingga 15 Desember: Ada Bibit Siklon
10 Desember 2024 14:38 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau cuaca ekstrem di Jakarta akan terus berlanjut hingga Minggu (15/12).
ADVERTISEMENT
Risiko peningkatan curah hujan akan terjadi menjelang tanggal tersebut. Sehingga masyarakat diminta untuk terus mengecek informasi cuaca apabila hendak beraktivitas di luar ruangan.
“(Cuaca ekstrem) akan berlanjut. Tanggal 15 (Desember) terutama yang perlu diwaspadai. Menjelang tanggal 15 itu akan meningkat secara bertahap,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati usai menghadiri rapat antisipasi cuaca Jabodetabek, di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Selasa (10/12).
“Kemudian, puncaknya itu sekitar tanggal 15 (Desember) bisa mencapai 100 mm per hari hujannya sehingga perlu diwaspadai,” tambah dia.
Dwikorita menyebutkan, alasan keberlanjutan cuaca ekstrem disebabkan berbagai faktor, di antaranya bibit siklon, efek La Nina yang lemah, serta gerombolan awan-awan yang bergerak dari Samudra Hindia Barat Indonesia.
“Penyebab antara lain, bukan satu-satunya terutama adalah bibit siklon tadi, ada dua sistem yang saling bersinergi selain faktor-faktor yang lain, menjelang puncak musim hujan yang diperkuat dengan efek La Nina lemah, kemudian juga gerombolan awan-awan dari arah Samudra Hindia Barat Indonesia,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dwikorita berjanji bersama BNPB akan terus berupaya melakukan modifikasi cuaca, sehingga masyarakat tidak lagi risau dengan banjir.
Modifikasi cuaca ini, kata Dwikorita, dilakukan dengan mengalihkan awan-awan yang masih bergerak di atas permukaan laut sebelum masuk ke daratan.
“Kami BMKG bersama BNPB akan terus berupaya dengan modifikasi cuaca namun jangan khawatir akan membanjiri wilayah lain,” ucapnya.
“Karena sesungguhnya yang dimodifikasi itu adalah awan-awan yang masih di laut yang belum sempat masuk ke daratan,” imbuhnya.