Waspada Klaster Perkantoran saat Lonjakan Omicron, Ini Saran Ahli Wabah

27 Januari 2022 10:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah karyawan menggunakan masker saat bekerja di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah karyawan menggunakan masker saat bekerja di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kasus corona di Indonesia terus mengalami peningkatan akibat varian Omicron menyebar secara cepat. Hal itu mesti diwaspadai, khususnya di lingkup perkantoran.
ADVERTISEMENT
Apalagi saat ini, perkantoran sudah banyak yang memulai work from office sejak beberapa bulan lalu. Di daerah PPKM Level 2, boleh 50 persen kapasitas, PPKM Level 1 75 persen kapasitas.
Hal ini tentu berpotensi memicu terjadinya klaster. Sebab, Omicron menyebar lebih cepat, apalagi di tempat yang ventilasinya buruk.
Epidemiolog (ahli wabah) dari Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan bahwa setiap perusahaan harus memiliki langkah mitigasi awal untuk mencegah terjadi klaster perkantoran. Salah satunya dengan melakukan pengecekan kesehatan secara berkala kepada para pegawainya.
“Memastikan orang-orang atau pegawai yang bekerja tidak memiliki gejala demam/batuk/pilek/nyeri tenggorokan dan tidak memiliki riwayat kontak dengan penderita COVID-19,” ujar Dicky dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis (27/1).
“Skrining suhu di kantor tetap bisa dilakukan selain memastikan pemanfaatan PeduliLindungi di tempat-tempat umum/kantor,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Dicky menjelaskan bagi para petugas pelayanan publik yang sering kontak langsung dengan masyarakat juga diberikan fasilitas testing.
“Adanya tes berkala pada petugas pelayan publik juga akan penting dan berguna dilakukan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dicky mengungkapkan pembatasan kapasitas dalam satu ruangan saat bekerja juga lebih diperhatikan untuk mencegah penyebaran varian Omicron.
“Pola kombinasi WFH dan WFO perkantoran dan penutupan sementara waktu sekolah dan perguruan tinggi terbukti efektif diterapkan. Selain itu pembatasan mobilitas dan interaksi setidaknya memastikan orang yang mobile dalam status imunitas lengkap (2 dosis/booster) juga sangat penting selama periode Februari dan Maret 2022,” pungkasnya.