Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sejumlah nisan salib berbahan kayu di permakaman RS Bethesda, Depok, Sleman, DI Yogyakarta , dirusak orang tak dikenal. Peristiwa itu diketahui oleh penjaga makam, Hari Yunarto (57), pada Sabtu (6/4) pukul 15.30 WIB.
ADVERTISEMENT
“Pukul 15.30 WIB saya ditelepon (pengunjung makam), di sini ada pencabutan salib dan dibakar. Terus langsung saya menuju sini, sudah banyak ahli waris yang datang ke sini, menyaksikan,” kata Hari saat ditemui kumparan di lokasi.
Lebih dari 8 nisan salib dirusak
Lebih dari delapan nisan salib yang dicabut, tiga di antaranya tampak hangus meski masih utuh. Hari lantas membersihkan nisan-nisan tersebut dan berencana memasangnya kembali nisan itu pada Minggu (7/4) pagi.
“Salib-salib ini yang tergeletak di samping kanan-kiri, kita kumpulkan biar besok pagi dipasang,” kata Hari.
Menurut Hari, selama ini, belum pernah ada kejadian mencurigakan di kompleks tersebut. Bahkan, setiap malamnya, pintu gerbang makam selalu ditutup meski tidak dikunci.
ADVERTISEMENT
"Gerbang ditutup tapi enggak digembok. Bagian besi penutup juga enggak ada yang rusak," ucap Hari.
Nisan istri pahlawan revolusi diduga ikut dirusak
Salah satu nisan salib yang ikut rusak diduga nisan istri Pahlawan Revolusi, Kolonel Anumerta Sugiyono --korban peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965.
Pantauan kumparan, nisan bernamakan Soepriyati Soegiyono tersebut tampak hangus di bagian tengah. Meski begitu, nisan masih utuh dan dipasang kembali oleh pengurus makam.
“Yang itu tadi berarti yang saya pasang tadi, (nisan) ibu Soegiyono sudah terbakar separuh,” kata Hari.
Di nisan itu, tertulis Soepriyati wafat pada 17 Januari 2017. Data tersebut sesuai dengan tanggal wafatnya Supriyati, istri Kolonel Sugiyono.
Gelandangan diduga pengidap gangguan jiwa tidur di area permakaman usai perusakan
ADVERTISEMENT
Hari mengaku tidak mengetahui siapa yang melakukan hal ini. Namun, ia sempat melihat gelandangan diduga mengidap gangguan jiwa tidur di area permakaman usai insiden terjadi. Ia mengaku sempat bertanya ke orang tak dikenal tersebut.
"Kamu yang bakar, ya?" tanya Hari.
"Enggak-enggak," ujar Hari sambil menirukan jawaban pria itu. Usai ditanya, pria tersebut kabur meninggalkan area makam.
Menurut Hari, lokasi permakaman memang sering digunakan untuk beristirahat. kumparan melihat ada sebuah makam dengan atap yang diduga menjadi lokasi tidur lantaran ditemukan sebuah guling di sana.
Motif belum diketahui, polisi masih menyelidiki
Saat ini, sejumlah polisi termasuk anggota Inafis Polri masih memeriksa nisan-nisan salib yang dicabut dan sebagian di antaranya dibakar. Pihaknya berjanji akan mendalami kasus ini secara tuntas.
"Kita sedang hitung dahulu berapa (nisan) yang dirusak," kata Kapolres Sleman AKBP Rizki Ferdiansyah di lokasi.
ADVERTISEMENT
"Dari (penuturan) pengurus tadi, yang bersangkutan (pria diduga gelandangan dan gangguan jiwa) tidur di situ dan ada lokasi untuk menghangatkan tubuh. Ya, patut diduga karena yang bertemu langsung pengurusnya. Akan kita dalami," kata Rizki.
Perusakan nisan di Jateng bukan pertama kali terjadi
Kasus perusakan nisan salib tak hanya terjadi sekali. Sebelumnya, di pengujung tahun 2018, sebanyak 22 nisan makam di 4 TPU, yakni Giriloyo, Malangan, Kiringan, dan Segadoeng, dirusak orang tak dikenal.
Kapolresta Magelang, AKBP Kristanto Yoga Darmawan, mengatakan, pihaknya telah mengantongi ciri-ciri perusak puluhan nisan makam di Kota Magelang itu. Ciri-ciri pelaku tersebut didapati dari kesaksian warga di TPU Malangan.
TPU Malangan yang berada di Kecamatan Magelang Selatan merupakan lokasi terakhir perusakan. Saat kejadian, satu pelaku sempat diketahui oleh warga, namun melarikan diri. Sehingga menurut Kristanto, pelaku disinyalir beraksi sendirian.
“Polres Magelang Kota telah mengantongi ciri dari pelaku. Sementara ini yang dilihat saksi satu pelaku, kita berasumsi pelakunya tunggal. Ini baru dugaan,” kata Kristanto saat dihubungi, Kamis (3/1).
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT