Ziarah Jelang Ramadan: Melepas Rindu Lewat Untaian Doa

10 Maret 2024 12:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga berziarah di kawasan Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (10/3/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Warga berziarah di kawasan Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (10/3/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Pria itu duduk bersila di samping makam. Dia terlihat membaca kumpulan doa yang dibawanya. Sesekali menyeka air mata yang metes di pipinya.
ADVERTISEMENT
Ada pula, sekumpulan warga yang bersama-sama membacakan doa di untuk anggota keluarga mereka yang sudah meninggal, tepat di samping makan keluarga. Mereka bahkan sudah membawa tikar untuk alas duduk.
Rintik hujan sejak Minggu (10/3) pagi tak menyurutkan niat mereka untuk berziarah ke makan keluarga. Kedua tangan tetap terangkat seraya berdoa kepada Tuhan untuk keselamatan keluarga yang telah meninggal.
Ziarah sudah jadi tradisi jelang Ramadan bagi sebagian warga. Begitu juga di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. TPU penuh dengan peziarah.
Momentum ziarah menjelang bulan Ramadan itu dilakukan oleh wanita asal Pamulang, Lili (71). Dia datang bersama anak laki-lakinya untuk berziarah ke makam sang suami.
"Oh iya, jadi rasanya kalau mau puasa belum ke makam, apalagi bisa dijangkau ya, tidak terlalu jauh itu sepertinya harus. Jadi di hati ini tentrem," kata Lili sambil tersenyum.
Suasana jelang bulan Ramadhan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (10/3/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
Selain berziarah ke makan suaminya, Lili menjelaskan kehadirannya di TPU itu juga ikut menguburkan kerabatnya yang meninggal dunia di hari ini.
ADVERTISEMENT
"[Kehadiran di TPU] Penguburan dan mau ziarah ke tempat suami almarhum tapi di blok belah sana," ucapnya.
Lili berziarah tidak sendirian, ia turut didampingi oleh anak-anaknya dan kerabatnya. Karena tempat tinggalnya yang cukup jauh dari kawasan TPU, ia mengaku berziarah pada momentum tertentu saja. Namun, anak-anaknya rutin berziarah ke makam sang ayah.
"Karena saya tinggal di Pamulang ya jadi sering macet, tapi kalau anak-anak karena kerja lewat sini mereka yang sering, kalau ibu ya hanya momen tertentu ya mau puasa, atau pas ulang tahun [pernikahan] kami," terang dia.
Lili menuturkan, momentum ziarah ini sebagai sarana melepas rindu, juga sebagai pengingat kepada yang masih hidup untuk mengingat kematian.
"Mudah-mudahan kita semua ini diberi kesehatan ya. Emang seperti ziarah itu perlu juga mengingatkan kita yang masih hidup ya, dan negara itu lebih aman, lebih damai dan lebih sejahtera," imbuhnya.
Warga berziarah di kawasan Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (10/3/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
Ramadan 2024 tinggal menghitung hari. Ziarah bagi sebagian orang tak cuma momen untuk mendoakan, tapi juga melepas rindu lewat doa.
ADVERTISEMENT
Iyan (46) seorang peziarah asal Rempoa secara khusus datang untuk berziarah, berdoa, dan melepas rindu pada orang tuanya.
"Oh iya, sangat, karena kita kan istilahnya berdoa untuk almarhum yang sudah enggak ada, meminta maaf kepada orang tua, itu sudah pasti ya," kata Iyan.
Iyan menjelaskan, ia berziarah ke makam orang tuanya bukan hanya pada momen tertentu saja. Ia juga rutin menziarahi makam orang tuanya di setiap bulan.
"[Ziarah] Rutin setiap bulan saya," ucapnya.
Meskipun rutin berziarah setiap bulan, Iyan menuturkan, momentum jelang bulan Ramadan menjadi ajang khusus untuk dirinya dan keluarga melepas kerinduan kepada keluarga yang telah berpulang.
"[Ajang lepas rindu] Oh iya pasti, anggap kita itu tuh masih berkumpul lah gitu, jadi kita sungkem, berdoa, kirim doa itu sudah pasti," tandas Iyan.
ADVERTISEMENT