Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) menggelar pidato kebangsaan bertajuk 'Membumikan Pancasila, Mengokohkan NKRI' secara virtual.
ADVERTISEMENT
"Sangat membahayakan keutuhan kita berbangsa dan bernegara," kata Zulhas dalam pernyataannya, Rabu (24/3).
Begitu juga dengan pesta demokrasi pada 2019 lalu yang dinilai telah banyak merugikan masyarakat. Menurutnya, Pilpres 2019 berjalan mahal bagi parpol dan peserta pemilu, serta terjadi interaksi transaksional dan terkesan membodohi masyarakat.
"Sementara tensi politiknya tidak dikelola dengan baik. Penyelenggaraan pemilu yang amburadul mengakibatkan jatuhnya ribuan korban anggota KPPS yang meninggal dunia," ujar Wakil Ketua MPR itu.
Tak sampai di situ, ia menilai persaudaraan kebangsaan terganggu dengan bergabungnya rival Jokowi di pilpres, Prabowo dan Sandiaga Uno, ke dalam struktur pemerintahan. Bahkan, keduanya kini menjabat sebagai menteri pada kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin.
ADVERTISEMENT
Zulhas menyayangkan terjadinya fenomena ini, karena pada saat pilpres terakhir masyarakat sampai harus terpecah belah mendukung Jokowi atau Prabowo.
"Capres dan cawapres penantang, keduanya kini menjadi menteri juga, bergabung dengan Presiden yang terpilih. Tidak ada berkuasa dan tidak berkuasa, semua menjadi satu. Sementara konsekuensi terbelahnya masyarakat menjadi kubu-kubu telanjur terjadi," tutur Zulhas.
Ditegaskan Zulhas, pengkubuan di masyarakat seperti ini tak bisa dibiarkan. Maka dari itu, ia menawarkan sebuah rekonsiliasi nasional untuk mengembalikan keutuhan berbangsa dan bernegara.
Sebab, bagi Zulhas, para elite politik di atas harus meminta maaf kepada masyarakat dan berjanji tidak lagi menggunakan politik identitas, politik agama, politik SARA, untuk menyelenggarakan suksesi kekuasaan.
"Ongkos politiknya besar sekali yang harus kita tanggung. Mulai hari ini, masyarakat harus diajak bersatu kembali, menggunakan lagi spirit sila ke-3 Pancasila, Persatuan Indonesia," tegas Zulhas.
ADVERTISEMENT
Kehadiran Prabowo dan Sandiaga Uno di dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin memang terbilang mengejutkan. Mengingat, perseteruan kedua paslon ini saat Pilpres 2019 bahkan sampai menimbulkan kerusuhan besar-besaran di Gedung Bawaslu.
Kini, tinggal PKS dan Partai Demokrat yang berada di luar kekuasaan dan konsisten sebagai oposisi pemerintah.