5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Pengemudi Mobil Matik

6 Februari 2023 12:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi transmisi mobil matik. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi transmisi mobil matik. Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Mobil matik jadi primadona masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari. Pengoperasiannya yang mudah tanpa perlu oper gigi dan tak membuat pegal saat macet jadi alasannya.
ADVERTISEMENT
Namun, pemilik bengkel spesialis mobil matik Worner Matic, Hermas Prabowo mengatakan masih ada penggunanya yang salah dalam pengoperasiannya. Ini padahal bisa berdampak buruk pada keawetan komponen transmisi otomatik.
“Mengemudikan kendaraan matik itu berbeda dengan mobil manual. Ada teknik-tekniknya sendiri,” ungkapnya kepada kumparan belum lama ini.
Hermas pun memberikan beberapa kesalahan yang sering dilakukan pengemudi mobil matik. Berikut ini adalah ulasannya.

1. Tidak berhenti saat mengoper gigi maju dan mundur

Hal pertama yang sering sekali dilakukan oleh pengemudi mobil matik adalah tidak berhenti ketika mengoper gigi maju (D) ke mundur R atau sebaliknya. Ini katanya bisa berdampak kerusakan cukup serius pada girboks matik.
“Ini bisa membuat cantolan pada tuas transmisi belum menempel dengan sempurna. Akibatnya, perpindahan gigi pada girboks menjadi selip bahkan tidak bisa masuk gigi,” jelasnya.
Ilustrasi mobil parkir mundur di garasi Foto: Muhammad Ikbal

2. Memposisikan tuas transmisi di D saat berhenti dalam waktu yang lama

Sering pula dijumpai pengemudi yang menahan transmisi di posisi D ketika berhenti dalam waktu yang lama. Padahal, ini bisa menimbulkan kerusakan.
ADVERTISEMENT
“Itu bisa membuat kampas kopling menjadi gosong atau selip. Tarikan jadi melambat meski putaran mesin sudah diganti. Mahal kalau diganti,” terangnya.
Tuas transmisi matic CVT new Mitsubishi Xpander Cross. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan

3. Kick down langsung ke gigi rendah

Teknik kick down hingga gigi paling rendah juga jadi kesalahan yang sering ditemui. Ini merupakan teknik dimana saat pengemudi menekan pedal gas secara cepat, gigi transmisi matik akan otomatis turun satu tingkat terlebih dahulu baru naik kembali.
“Cara ini sebenarnya tidak salah sebab membantu kalau membutuhkan akselerasi instan tetapi kalau enggak memperhatikan kondisi jalan, putaran mesin dan spesifikasi mobil bisa membuat transmisi jadi rusak,” jelasnya.
“Kalau kita kick down dari 4 ke 3 itu enggak masalah karena yang bekerja sistem elektrik. Kalau dari 3 ke dua atau D langsung ke dua, ini bisa berbahaya sebab putaran mesin masih sangat tinggi dan menimbulkan potensi overspeed dan selip di gearbox,” sambungnya.
Ilustrasi transmisi matik. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan

4. Lupa mengaktifkan tombol overdrive

Kesalahan lainnya yang sering dilakukan pengemudi mobil matik adalah lupa mengaktifkan kembali tombol overdrive (OD) pada tuas transmisinya. Tombol ini punya fungsi untuk membatasi perpindahan gigi pada mobil matic.
ADVERTISEMENT
“Kalau OD tidak diaktifkan lagi kan lampunya menyala terus. Selain itu, mobil melajunya di gigi tiga saja terus menerus. Akhirnya, mesin jadi panas dan bisa merembet ke sistem transmisi,” pungkasnya.
Tuas transmisi dan tombol overdrive Nissan Livina terbaru Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan

5. Menggunakan fitur triptonic terlalu agresif

Terakhir adalah terlalu sering menggunakan fitur triptonic terlalu agresif atau kasar. Ini adalah fitur yang memberikan sensasi berkendara ala mobil transmisi manual.
Triptonic itu bekerja dengan menumpuk torsi pada komponen di dalam gearbox transmisi otomatik agar torsi tersebut maksimal pada rasio gigi dan putaran tertentu. Kalau terlalu agresif, kampas kopling jadi lebih cepat aus dan bisa mengalami gagal pindah gigi,” tukasnya.
Paddle shift pada Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan