Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun bagi Toyota , usia sebatas angka. Usia emas ini justru menjadikan perusahaan semakin bisa menjawab tantangan perubahan dan perkembangan zaman.
Buktinya berbagai capaian telah ditorehkan, demi memajukan industri otomotif nasional termasuk rantai pasokannya, hingga akhirnya menjadi salah satu basis manufaktur global Toyota.
Saat ini Toyota siap menorehkan catatan panjang sejarah baru untuk 50 tahun mendatang dan seterusnya. Di mulai dari transformasi perusahaan, melalui penguatan teknologi informasi, produk berbasis listrik, dan pengembangan layanan mobilitas di tanah air.
Menarik diketahui perjalanan panjang Toyota Indonesia dari awal berdiri, kemudian menjadi penguasa pasar otomotif di dalam negeri, sampai memasuki usia keemasannya. Berikut ini kumparan sajikan rentetan sejarah panjang kehadiran 50 tahun Toyota di Indonesia.
Jejak 50 tahun Toyota di Indonesia
Mari kita flashback 50 tahun lalu, saat itu Toyota-Astra Motor sebagai agen pemegang merek tunggal Toyota, menapaki bisnisnya di tanah air sejak April 1971. Dulu awalnya masih impor mobil dari Jepang.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan permintaan pasar yang meningkat, kegiatan produksinya baru dilakukan 2 tahun berikutnya, atau tepatnya pada 1973 bersamaan dengan berdiri PT Multi Astra, sebagai fasilitas perakitan kendaraan Toyota.
Tak berhenti di situ, kemudian pada 1976, berdiri Toyota Mobilindo sebagai produsen bodi mobil, yang diketahui output-nya berupa bodi Toyota Kijang generasi pertama.
"Fokus utama kami pada waktu itu adalah membuat produk demi melengkapi kebutuhan transportasi masyarakat Indonesia," terang President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Susumu Matsuda.
Setahun berikutnya hadirlah mobil buatan Toyota Indonesia pertama, yang dinamakan Kijang. Kijang dalam bentuk kendaraan niaga tersebut sekaligus menjadi pionir dan tonggak sejarah diproduksinya berbagai macam mobil Toyota di bumi Indonesia.
Kijang baru bertransformasi menjadi mobil serba guna atau multi purpose vehicle pada generasi keduanya pada 1986. Kabar Kijang terbaru itu juga tersiar ke negeri tetangga. Puncaknya pada 1987, Toyota memulai mengekspor perdana Kijang ke Brunei Darussalam.
ADVERTISEMENT
Bila melihat foto dulu bagaimana cara pengangkutan Toyota Kijang ke kapal, ibarat mengangkut sapi karena menggunakan tali yang dibuat sedemikian rupa sampai bisa membawa sebuah mobil.
"Kijang berkembang dari kendaraan komersial menjadi kendaraan penumpang buatan dalam negeri, yang digunakan mayoritas masyarakat Indonesia dengan tetap mempertahankan DNA-nya sebagai produk yang tahan banting, nyaman dan memberikan peace of mind bagi penggunanya," tambah Vice President Director PT TAM, Henry Tanoto.
Pencapaian Toyota berlanjut. Pada 1989 seluruh perusahaan perakitan, seperti PT Multi Astra, PT Toyota Mobilindo, dan PT Toyota Engine Indonesia tergabung menjadi satu di bawah komando PT Toyota-Astra Motor (TAM). Pada saat yang sama, TAM merayakan produksi 500 ribu unit.
Pada 1996, Toyota Indonesia meresmikan fasilitas produksi pertama di Karawang, sekaligus mencapai produksi 1 juta unit mobil. Hal ini menjadi bukti komitmen Toyota mengembangkan industri mulai hulu hingga hilir.
ADVERTISEMENT
Memasuki era millenium kedua, TAM direstrukturisasi menjadi 2 entitas berbeda. Pertama Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) sebagai perakit dan eksportir kendaraan maupun suku cadang Toyota.
Kemudian TAM menjalani tugasnya sebagai agen penjualan, importir, juga distributor produk Toyota di Indonesia, dengan kepemilikan saham oleh Astra International 50 persen dan Toyota Motor Corporation 50 persen.
"Bagi Toyota, Indonesia adalah rumah kedua, karena punya peran penting, Indonesia menjadi basis produksi dan ekspor kendaraan Toyota di Asia Pasifik," terang President Director PT TMMIN, Warih Andang Tjahjono.
Setahun berikutnya, Toyota memulai gebrakan lain, menghadirkan mobil terjangkau berupa Avanza, yang posisinya ditempatkan di bawah Kijang. Mobil tersebut seperti punya daya magis tersendiri, dan langsung jadi mobil terlaris di Indonesia dengan julukan mobil sejuta umat.
ADVERTISEMENT
Tahun 2004 Toyota juga merilis Kijang Innova, sebagai generasi terbaru Kijang yang lebih modern, sebagai bagian dari model global Innovative International Multi-purpose Vehicle (IMV).
Dua tahun berikutnya, TMMIN memulai produksi model IMV lainnya dalam wujud Toyota Fortuner di Karawang Plant. Selain itu, berkat lonjakan permintaan dalam negeri dan kebutuhan ekspor, kapasitas produksi pabrik ditingkatkan dari semula 70 ribu menjadi 100 ribu unit per tahun.
Lalu pada 2008, pabrikan berlambang T besar itu coba kembali menggairahkan pasar dengan mempopulerkan mobil hybrid Prius. Sayang animonya tak sebesar sekarang. Namun demikian hal tersebut menjadikan Toyota Indonesia sekali lagi sebagai pionir, dalam hal pengembangan ekosistem kendaraan listrik di tanah air.
Mudahnya ketika mengingat sejarah pengembangan mobil listrik di Indonesia, akan mengaitkannya dengan keberadaan mobil hybrid Toyota Prius 12 tahun lalu.
Lanjut ke 2010 dan 2011, Toyota membukukan 2 juta unit produksinya di Indonesia, kemudian meresmikan pabrikan keduanya di Karawang, serta tentunya perayaan 40 tahun.
ADVERTISEMENT
Beberapa capaian lain juga ditorehkan pabrikan sebagai wujud kontribusinya terhadap pertumbuhan dan kemajuan industri nasional. Seperti misalnya pada 2014 mulai mengapalkan Vios dalam jumlah besar, kemudian 2016 meresmikan pabrik mesin di Karawang, hingga pada 2018 mencapai 1 juta unit mobil CBU yang diekspor.
"Saat ini ekspor Toyota menjangkau ke lebih 80 negara tujuan, meliputi Asia, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin. termasuk part, komponen, dan tuning yang diproduksi Toyota Indonesia," tambah Warih.
Sampai saat ini Toyota Indonesia mengelola 5 pabrik di kawasan Sunter, Jakarta dan Karawang, Jawa Barat dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 250.000 unit.
Dimulainya era elektrifikasi dan mobilitas
Toyota sadar betul bahwa perkembangan zaman dan teknologi membawa mereka bertransformasi, tak cuma sebagai produsen mobil , melainkan sebagai perusahaan yang menyediakan layanan mobilitas.
Puncaknya pada 2019 lalu, Toyota mengukuhkan diri sebagai perusahaan mobilitas, atas dasar kebutuhan masyarakat yang menginginkan kemudahan berpindah tempat, menggunakan alat transportasi yang memadai, juga lebih ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
"Ini menjadi inspirasi kami untuk mentransformasikan Toyota, di mana kami bertujuan untuk terus memberikan kebebasan dalam bermobilitas, tidak hanya mendukung transportasi masyarakat, tetapi juga memenuhi setiap kebutuhan mobilitas," jelas Matsuda.
Implementasinya di Indonesia berupa layanan Kinto, sewa mobil berjangka waktu tertentu, kemudian paling terbaru adalah EV Smart Mobility, yang proyek pertamanya dilakukan di Nusa Dua, Bali, dengan menghadirkan mobil listrik untuk mendukung mobilitas masyarakat dan pendatang di sana.
Sejalan dengan itu Toyota kini mulai melengkapi line-up-nya dengan menghadirkan ragam pilihan mobil berbasis listrik. Termasuk rencana strategis pada 2022 nanti akan memproduksi mobil hybrid Toyota.
ADVERTISEMENT