Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Bahaya Keracunan Gas Karbon Monoksida di Dalam Mobil, Ketahui Gejalanya
6 April 2025 12:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Korban seorang laki-laki bernama Hari Aditya (26 tahun), warga Jalan Simo Sidomulyo dan perempuan bernama Vitria (23 tahun) ditemukan di masing-masing kursinya sudah tak bernyawa. Mobil tersebut sudah terparkir satu hari sebelum diperiksa warga.
"AC juga hidup, seinnya menyala ke kiri berusaha untuk menepi. Pintu kendaraan tidak dalam keadaan terkunci jadi bisa dibuka dari luar," ujar Kapolsek Gubeng, Kompol Eko Sudarmanto seraya menjelaskan tak ada tanda kejanggalan di lokasi kejadian.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih menunggu hasil forensik dari tim rumah sakit umum daerah (RSUD) dr. Soetomo Surabaya. Namun, dugaan awal penyebab kematian sejoli itu disebutkan karena keracunan AC mobil.
Bahaya gas karbon monoksida dari pembakaran yang tidak sempurna
Pengamat Otomotif dan Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu menjelaskan sebenarnya istilah keracunan AC mobil kurang tepat, karena penyebab kasus tersebut lebih sering diakibatkan oleh gas CO (karbon monoksida) yang terkandung di dalamnya.
ADVERTISEMENT
"Karbon monoksida adalah gas mematikan yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dari mesin mobil. Sifatnya tidak berbau dan tidak berwarna membuat penumpang di dalamnya tidak akan langsung sadar telah terpapar," buka Yannes kepada kumparan, Sabtu (5/4).
Yannes menambahkan, gas CO mengikat hemoglobin dalam darah 200 kali lipat lebih kuat dibanding oksigen (O2), dan ini mengakibatkan gejala hipoksia atau kekurangaan oksigen bila kadar CO yang dihirup terlalu tinggi.
"Peristiwa serupa pernah terjadi juga di Magelang dan Jambi beberapa waktu lalu. Kebanyakan ditemukan pada mobil-mobil yang sudah berusia lebih dari 5 tahun dengan risiko pipa knalpot berkarat atau retak, menyebabkan kebocoran gas CO," jelasnya.
Gas karbon monoksida dapat menyelinap ke kabin kendaraan melalui celah-celah bodi yang tak tertutup rapat, hingga bagian bawah kabin yang bolong karena korosi.
ADVERTISEMENT
"Jadi saran untuk pemilik mobil mesin bakar (ICE) yang sudah berumur sebaiknya segera memeriksa secara berkala kondisi sistem pembuangan gas dan pastikan tidak ada kebocoran. Demikian lantai atau kolong mobil tidak ada celah atau lubang," papar Yannes.
Gejala tubuh terpapar gas karbon monoksida
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), gas CO termasuk salah satu penyebab silent killer karena sifatnya yang tidak berwarna, tidak berasa, tidak mengiritasi, dan tidak berbau ketika terpapar atau terhirup.
Berdasarkan standar OSHA (Occupational Safety and Health Administration), pemaparan karbon monoksida yang bisa ditoleransi oleh tubuh manusia adalah 35 ppm selama 8 jam per hari kerja. Indikasi keracunan bila telah menghirup lebih dari 1.000-1.500 ppm.
ADVERTISEMENT
Gejala yang ditimbulkan biasanya mirip dengan sakit flu yaitu didahului dengan sakit kepala, mual, muntah, lelah, lesi pada kulit, berkeringat banyak, pyrexia, pernapasan meningkat, mental dullness dan confusion, gangguan penglihatan, konvulsi, hipotensi, takikardia, myocardinal, dan ischamea.
Karena sifatnya itu, gas monoksida akan lebih fatal jika yang menghirupnya dalam kondisi tertidur, terutama saat sedang di dalam mobil. Umumnya orang di sekitar tak akan begitu sadar dan menganggap orang di dalamnya hanya tertidur pulas.
Oleh karena itu perlu diketahui, bila memang harus berdiam diri di mobil dengan AC hidup, perlu buka jendela sedikit agar memastikan terjadinya pertukaran udara yang lebih bersih. Lebih lanjut apabila mulai mengalami tanda-tanda seperti yang telah dijelaskan di atas, maka segera keluar dari mobil.
ADVERTISEMENT
"Biasanya pemilik mobil jarang mengganti udara di dalam kabin, fitur siklus udara tertutup (open close air) lebih sering diaktifkan. Mencegah penggantian sirkulasi udara segar di kabin dan justru membuat gas CO menumpuk," pungkas Yannes.
***
kumparan New Energy Vehicle Summit 2025 akan digelar pada Selasa, 6 Mei 2025, di MGP Space, SCBD Park.
Mengusung tema “Sinergi Menuju Industri Otomotif Berkelanjutan,” forum diskusi ini menghadirkan para pemangku kepentingan, termasuk pemimpin industri, profesional, dan perwakilan pemerintah, untuk berdiskusi serta berbagi wawasan mengenai masa depan industri otomotif berkelanjutan.
Nantikan infonya di kumparan!