Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto, mengungkapkan bahayanya menggunakan oli gardan palsu, yang dibuat dari oli bekas.
ADVERTISEMENT
“Saya pernah mengalami mengganti oli transmisi dengan yang palsu. Dampaknya memang tidak secara langsung karena ketika saya pakai perjalanan jauh tidak masalah,” ungkapnya dalam Webinar Pelumas Palsu yang diadakan Masyarakat Pelumas Indonesia (Maspi), Rabu (14/12).
“Namun, beberapa bulan kemudian, mobil saya karena dipakai terlalu sering bergejala bunyi seperti angkot. Karena curiga, akhirnya saya bawa ke bengkel resmi. Ketika dicek, roda gigi transmisinya sudah aus karena pelumasan yang kurang baik,” lanjutnya.
Oli gardan punya fungsi untuk melumasi gear ratio atau roda gigi pada transmisi agar licin, awet dan tidak cepat rusak karena gesekan. Dalam kondisi baik, fungsi gardan sebagai mekanikal penyalur tenaga ke as roda akan terjaga.
Namun apabila dilumasi menggunakan oli palsu, gear ratio dan komponen transmisi bisa mengalami keausan karena kontaminan atau kotoran yang ada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
“Oli gardan palsu ini biasanya dibuat dari pelumas bekas dan dimurnikan dengan cara tradisional yang tidak menghilangkan kontaminan. Inilah yang bisa menimbulkan gesekan kasar antar komponen sehingga bisa terjadi keausan bahkan bunyi keras pada transmisi,” jelasnya.
Selain bunyi-bunyian yang keras dan komponen transmisi yang aus. Getaran kasar juga akan terasa hingga ke kabin sehingga kenyamanan berkendara semakin berkurang.
“Biaya yang dibutuhkan juga cukup besar karena itu harus mengganti satu set transmisi otomatik beserta roda giginya agar kembali seperti semula,” katanya.
Cara Bedakan Oli Gardan Palsu dengan yang Asli
Tri menambahkan, ada beberapa cara untuk membedakan oli gardan palsu dengan yang asli. Salah satunya adalah melihat dari sisi kemasan.
“Membedakannya tak jauh berbeda dengan oli mesin. Pemilik bisa melihat apakah kondisi botolnya rapih atau tidak, lalu ada hologram pada kemasan pelumas atau tidak,” urainya.
Bila masih ragu, pemilik bisa melakukan scan QR code yang tertera pada kemasan oli gardan. Setelahnya, perhatikan alamat websitenya sebab oli gardan palsu punya sedikit perbedaan dengan yang asli.
ADVERTISEMENT
“Kalau dihapus bagian belakangnya dan masuk ke laman utama akan ketemu website abal-abal. Lalu, ini juga enggak ada batasan scan-nya,” imbuhnya.
Terpenting, jangan membeli oli gardan mobil dari kemasan drum atau secara curah. Ini tidak disarankan sebab risiko pemalsuannya cukup besar.
“Saya kenanya karena membeli oli gardan dengan drum. Makanya, saya tidak menyarankan pembelian secara curah lebih baik menggunakan botol karena lebih aman,” pungkasnya.