Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Ban Tanpa Udara Buatan TNI Siap Diproduksi Massal, Tunggu Keputusan Prabowo
5 Agustus 2020 18:41 WIB
ADVERTISEMENT
Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) TNI AD memiliki keinginan kelanjutan pengembangan ban tanpa udara bisa sampai diproduksi massal. Saat ini tahapan pengembangan masih berkutat pada uji coba penyempurnaan material ban tanpa udara.
ADVERTISEMENT
Komandan Poltekad Kodiklat TNI AD Brigadir Jenderal Nugraha Gumilar mengatakan, karya mahasiswa di Poltekad itu sebatas riset dan uji coba. Sehingga untuk sampai diproduksi dengan jumlah besar, perlu persetujuan pimpinan TNI AD atau Kementerian Pertahanan yang sekarang dipimpin oleh Prabowo Subianto.
"Harus seizin Bapak Kasad (Kepala Satuan AD) atau Bapak Menhan untuk menentukan kebijakan inovasi teknologi. Nanti sampai ketemu barang jadi selanjutnya kami sampaikan ke pimpinan untuk ditindaklanjuti," ujarnya saat dihubungi kumparan, Rabu (5/8).
Ini artinya, jika benar-benar diproduksi massal, hak paten ban tanpa udara tersebut bakal milik TNI AD, meskipun masuk dapur produksi dengan manufaktur tertentu.
"Pengembangan ke depannya sebenarnya bukan wewenang kami lagi," imbuh Nugraha.
Saat ini seluruh proses riset, pengembangan, sampai pembuatan ban tanpa udara dari mengolah karet alam sampai jadi satu kesatuan roda itu dilakukan secara mandiri oleh para mahasiswa maupun instruktur Poltekad di Batu, Jawa Timur.
Ban tanpa udara itu sudah dipasangkan pada mobil operasional berwujud pikap kabin ganda. Secara bentuk, ban ini memiliki perbedaan yang signifikan dengan ban konvensional.
ADVERTISEMENT
Dia tidak memiliki dinding ban. Melainkan jari-jari pada ban yang membentuk jaringan memiliki fungsi seperti dinding ban untuk meredam dan penahan bobot kendaraan.
Cara pembuatan ban tanpa udara karya Poltekad
Sederhananya cara pembuatan ban tanpa udara tersebut terlebih dulu dengan mencampurkan bahan karet alami dan senyawa kimia untuk membentuk komposisi yang lentur sekaligus kuat.
Kemudian 'adonan' ban tadi dicetak menggunakan cetakan yang sudah dibuat. Lalu bagian tengah lingkarannya direkatkan pada velg supaya ban bisa dipasangkan as roda mobil. Sementara tapak bannya menggunakan metode vulkanisir.
Metode vulkanisir dan perekatan ban dengan velg tersebut diakui Nugraha masih butuh penyempurnaan. Oleh karena itu dalam waktu dekat ban akan diuji lagi soal ketahanannya meredam panas.
"Kemarin jalan bebatuan dan tes peluru maupun injak paku sudah, minggu depan kami akan uji di jalan tol menguji daya tahan panas, mampu enggak ban itu bertahan lama, kami akan pelajari sisi endurance dan durabilitasnya," tuntas Nugraha.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini.