Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Uptis sengaja hadir untuk dipasangkan pada mobil penumpang. Sebelumnya Michelin telah meluncurkan ban serupa, X-Tweel, tapi digunakan pada kendaraan khusus seperti ATV, pemotong rumput, maupun kendaraan konstruksi.
Sebagai langkah awal, ban yang tidak bisa kempis dan tak perlu diisi udara ini, akan dipasangkan pada mobil listrik Chevrolet Bolt, dan dipasarkan di Michigan, Amerika Serikat.
Lalu apakah Michelin Uptis juga akan segera masuk Indonesia? Mengingat, beberapa waktu hadir rival Uptis, ban tanpa udara karya Kodiklat TNI AD, yang disebut-sebut punya potensi untuk diproduksi massal karena keunggulannya dibanding ban konvensional.
Head of Public Affairs and Press Relation PT Michelin Indonesia, Kartika Susanti menjelaskan belum ada rencana menghadirkan Uptis ke Indonesia.
"Karena sekarang masih tahap pengembangan, jadi belum ada yang dirilis ke pasar. Rencananya paling awal sudah bisa dirilis 2024, kalau tidak ada kendala berarti," katanya dalam sesi konferensi pers virtual Michelin Safe Mobility, Kamis (19/11).
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan yang sama Product Manager Marketing PT Michelin Indonesia, Fahrur Rozi menambahkan, peluangnya masuk Indonesia terbilang besar, untuk menjawab kebutuhan ban yang bisa dipakai di berbagai medan jalan.
"Kami tidak melakukan riset karena tidak ada RnD di Indonesia untuk melakukan ini. Tapi apa cocok atau tidak, nanti ketika sudah lepas sebagai ban produksi massal, saya pastikan kami akan langsung mengetes Uptis, namun bisa 5 hingga 6 tahun ke depan," jelasnya.
Keunggulan ban tanpa udara Michelin Uptis
Michelin Uptis disebut ban tanpa udara karena dindingnya memiliki rongga, yang sekaligus menjadi struktur utama ban. Sehingga tak perlu diisi angin.
Racikan karet pada ban ini juga ditambahkan fiberglass yang mengandung resin, sehingga struktur ban bisa lebih kuat menopang bobot kendaraan, sekaligus lebih lentur menyesuaikan bidang jalan yang dipijak.
Karena bentuknya yang tak biasa, ban ini mendapat sejumlah kritikan. Pertama bagaimana tingkat keamanan ban, karena berongga, benda atau hewan kecil bisa menyelinap masuk ke dalamnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian dari sisi harga, ban run flat tire, yang merupakan transformasi ban konvensional masih dilego tinggi, bagaimana dengan ban tanpa udara Michelin Uptis ini?