Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Menderek mobil matik tidak boleh sembarangan. Salah-salah bisa membuat jeroan transmisi rontok. Akibatnya bisa semakin runyam karena wajib melakoni perbaikan yang memakan waktu.
ADVERTISEMENT
“Mobil matik itu sebaiknya menggunakan towing atau dikenal dengan derek gendong. Kalau pakai ini, seluruh bagian mobil diangkat ke mobil derek, bukan diseret,” kata pemilik bengkel spesialis mobil matik Worner Matic, Hermas Prabowo saat ditemui kumparan beberapa waktu lalu.
Ia pun menceritakan kasus yang pernah ditangani ketika mobil Avanza bertransmisi matik mengalami masalah dan pemiliknya memutuskan membawanya ke bengkel menggunakan derek biasa. Saat dicek, mobil malah tidak bisa dimajukan hingga dimundurkan.
“Gangguan awalnya hanya ada delay shifting. Saat itu, mobil diderek dengan kecepatan lumayan tinggi. Ketika sampai, dicek dan scanning, tidak ada yang aneh. Lalu, kita sarankan untuk overhaul. Saat dibongkar, planetary gear shaft-nya rontok, intermediate shaft-nya juga rontok,” urainya.
Dirinya menceritakan, saat mobil ditarik mesin dalam kondisi hidup dan posisi transmisi di N. Padahal dalam situasi ini, beberapa komponen solenoid tetap bekerja. Artinya tekanan oli dari pompa, regulator valve, line pressure hingga pistonnya ikutan aktif.
ADVERTISEMENT
"Saat ditarik, roda akan berputar dan ikut memutar gardan, gardan akan memutar as kopel. As kopel itu akan diteruskan ke output shaft-nya. Jarak antar kampas dengan pelatnya kan sedikit banget. Itu bisa berbahaya karena kampas koplingnya bisa habis bahkan terbakar,” sambungnya.
Akhirnya, biaya perbaikan yang perlu ditanggung oleh pemilik cukup menguras kantong. Yang awalnya mogok karena masalah mesin, bertambah jadi perbaikan transmisi otomatik .
Dalam hal ini, Herman membagikan tips aman bila mobil matik terpaksa menggunakan derek konvensional. Paling penting adalah beri pemahaman kepada petugas penderek untuk mengangkat as roda yang jadi penggerak.
“Alangkah baiknya mengangkat roda yang ada penggerak transmisinya. Kalau roda depan, angkat roda depannya. Kalau roda belakang, angkat roda belakangnya. Itu dibawanya juga enggak boleh kencang-kencang, maksimal 20 km/jam saja,” jelas Hermas.
ADVERTISEMENT
“Kalau penggerak semua atau all wheel drive, itu lebih baik di-towing jangan diderek biasa,” tutupnya.