Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kebanyakan mereka hanya menikmati kepraktisannya saja, tanpa memikirkan hal lain yang bisa merugikan. Walaupun memang itu jadi salah satu yang membuat motor jenis ini laris.
Sebagai pengingat dan supaya kantong tak jebol karena motor jadi cepat rusak, simak 7 kebiasaan salah pengguna motor matik yang perlu dihindari.
1. Langsung menghidupkan mesin
Terakhir dan yang paling banyak dilakukan adalah langsung menghidupkan mesin ketika kunci kontak ke posisi on.
Padahal seharusnya menunggu sampai indikator MIL (Malfunction Indicator Light) hilang. Ini bertujuan agar Anda bisa mengetahui apakah ada kerusakan pada motor.
2. Tuas rem selalu ditekan ketika berjalan
Masih berkaitan dengan hal tadi, ada juga pengendara yang secara tidak sadar menempelkan jari pada tuas rem.
ADVERTISEMENT
Selain lampu rem cepat putus, komponen kampas rem juga akan cepat aus sebelum waktunya.
3. Menahan gas (RPM) saat macet
Perilaku salah pertama adalah menahan tuas gas saat di kemacetan. Mereka membuka gas sedikit namun laju motor tertahan oleh tuas rem.
Nah, jika sering dilakukan konsekuensinya adalah keausan pada komponen kampas kopling. Jika sudah begini, siap-siap merogoh kocek Rp 500 ribuan
4. Putar gas dalam-dalam di awal
Hal ini sering ditemukan ketika pengendara berhenti di lampu lalu lintas. Saat lampu berpindah ke hijau, pengendara matik langsung tancap gas dalam-dalam.
Kebiasaan ini bisa memicu kerusakan pada komponen v-belt, roller, dan pastinya konsumsi BBM akan boros.
5. Mematikan mesin dengan standar samping
Fitur side stand switch adalah fitur keamanan untuk mencegah motor menyala ketika standar samping masih turun. Tapi kehadiran fitur ini justru digunakan untuk mematikan mesin motor.
Ketika standar samping ditegakkan, mesin memang akan mati, tetapi instrumen lain seperti lampu depan belakang, speedometer tidak langsung mati. Nah, instrumen tadi butuh daya pada komponen aki.
ADVERTISEMENT
6. Malas ganti oli CVT motor matik
Pemilik motor matik cenderung fokus hanya mengganti oli mesin saja. Padahal kualitas oli transmisi punya peran penting untuk menjaga komponen dalam CVT.
Penggantian oli CVT disarankan tiap 8 ribu km sekali. Namun, ketika motor digunakan menerjang banjir harus segera diganti.
7. Abai kebersihan komponen CVT
kebiasaan malas membersihkan atau mengecek komponen dalam CVT. Seperti yang diketahui, motor matik digerakkan oleh v-belt dan pulley.
Menjaga performa CVT perlu dilakukan agar gejala gredek saat akselerasi awal tak terjadi. Selain itu komponen kampas kopling juga akan tetap baik, nah jika bermasalah akan menimbulkan bunyi bising seperti decitan atau gesekan besi.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.
ADVERTISEMENT