Bus Pariwisata dengan Agenda Perjalanan Jauh Idealnya Sediakan Dua Pengemudi

25 Mei 2024 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rombongan bus APDESI Serang Kabupaten terlibat kecelakaan lalin di Tol Tangerang-Merak, Balaraja, Kabupaten Tangerang, Selasa (21/5/2024). Foto: Dok. Polres Tangerang
zoom-in-whitePerbesar
Rombongan bus APDESI Serang Kabupaten terlibat kecelakaan lalin di Tol Tangerang-Merak, Balaraja, Kabupaten Tangerang, Selasa (21/5/2024). Foto: Dok. Polres Tangerang
ADVERTISEMENT
Ketua Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), Kurnia Lesani Adnan turut menanggapi dua kecelakaan bus pariwisata yang terjadi dalam rentang waktu berdekatan.
ADVERTISEMENT
"Kami turut prihatin dengan kejadian kecelakaan tadi malam di Jombang dan Sedayu Pesisir Barat," buka pria yang karib disapa Sani ini dihubungi kumparan, Rabu (22/5/2024).
Seperti yang diberitakan, Bus Pariwisata Bimario yang mengangkut rombongan study tour SMP PGRI 1 Wonosari Malang alami kecelakaan di KM 695+400 jalur A Tol Jombang-Mojokerto, Selasa (21/5) pukul 23.45 WIB. Dua orang tewas dalam peristiwa ini.
Sementara pada lokasi yang berbeda di Jalan Lintas Barat, Pekon Sedayu, Kecamatan Semaka, Tanggamus, Lampung, sebuah bus pariwisata yang mengangkut siswa MIN 1 Pesisir Barat terjun bebas ke jurang pada Rabu (22/5) pukul 01.30 WIB.
Kondisi Bus Pariwisata Bimario yang mengangkut rombongan study tour SMP PGRI 1 Wonosari Malang, kecelakaan di KM 695+400 jalur A Tol Jombang-Mojokerto, Selasa (21/5/2024). Foto: Dok. PJR Polda Jatim
Ada kesamaan dari dua insiden tersebut yaitu sama-sama terjadi pada waktu larut malam dan dini hari. Satu kecelakaan yang terjadi di Jombang, menurut Kepolisian diakibatkan pengemudi bus tersebut mengantuk.
ADVERTISEMENT
"Setibanya di KM 695+400, pengemudi bus mengantuk. Sehingga tidak bisa menguasai kemudi, oleng ke kiri dan menabrak kendaraan Mitsubishi Truck Nopol N 9674 UH bermuatan gerabah yang dikemudikan Arif Yulianto yang melaju di lajur kiri," ujar Kanit PJR Polda Jatim 3 AKP Yudiono kepada kumparan, Rabu (22/5).
Sani, yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT SAN (Siliwangi Antar Nusa) Putra Sejahtera ini mengingatkan, tentang ketentuan membawa pengemudi bus cadangan dan seorang asisten mengemudi bila perjalanan yang ditempuh sangat jauh.
"Kami berulang kali menyampaikan kalau perjalanan lebih dari 300 kilometer dan overland (lebih dari 1 hari) agar menggunakan dua pengemudi dan 1 asisten pengemudi," terangnya.
Bus Studi Tour Bawa 42 Penumpang Masuk Jurang di Tanggamus, Lampung. | Foto: Istimewa
Dirinya berujar, alasan tidak sedikit bus pariwisata hanya mengandalkan satu pengemudi meski melakukan perjalanan jauh disebabkan adanya permintaan dari biro perjalanan penyelenggara tur dengan dalih untuk menekan biaya.
ADVERTISEMENT
"Namun untuk PO (perusahaan otobus) dengan manajemen matang sudah pasti akan menolak permintaan tersebut, meski ada konsekuensi armada mereka tidak jadi disewa," papar Sani.
Biro perjalanan penyelenggara tur disebutnya acap kali tidak melihat faktor kelelahan pengemudi bus yang harus menempuh perjalanan wisata jarak jauh.
"Inilah satu indikator perjalanan panjang walaupun melalui jalan tol dianggap remeh karena waktu tempuh yang lebih cepat. Tetapi tidak disadari kalau faktor fatigue mengemudi lebih rentan. Perjalanan pada malam hari sebenarnya tidak masalah selama kondisi pengemudi dalam keadaan prima," beber Sani.
Sani mengimbau kepada setiap penyewa untuk lebih mawas dalam pemilihan biro perjalanan atau penyedia layanan armada bus dan tetap memprioritaskan keselamatan rombongan.
"Menurut kami bukan program study tour yang salah, namun pelaksanaan turnya yang harus dibenahi. Mulai dari pemilihan armada dari perusahaan yang sesuai regulasi, itinerary (rencana perjalanan yang baik, dan memperhatikan jam serta fasilitas istirahat kru selama perjalanan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
***