Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Cara Suzuki Cegah Inden Jimny 5-pintu Nggak Lebih 3 Bulan
26 Februari 2024 9:30 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Varian terbaru versi 5-pintu baru saja melakukan debutnya di Indonesia. PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengaku, jumlah pemesanan selama seminggu lebih sudah mencapai 1.200 unit lebih.
"Sampai saat ini rata-rata konsumen memilih dual tone dan warna yang paling digemari adalah merah, yang mana ini hero color kita. Nanti kita lihat terus perkembangannya," buka 4W Marketing Director PT SIS, Harold Donnel ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Harold tak menampik begitu banyak konsumen yang memburu Jimny 5-pintu, termasuk soal oknum tenaga penjualnya yang melakukan permainan harga agar konsumen dapat unitnya lebih cepat. Pihaknya disebut telah mengatur strategi khusus.
"Kalau SPK overload kita sudah antisipasi karena sedari awal kita sudah statement, kita sudah banyak belajar dari penjualan Jimny 3-pintu sejak tahun 2019," katanya.
ADVERTISEMENT
Karena diprediksi sudah bisa dipastikan akan adanya inden, Harold bilang sudah merekayasa berbagai macam perencanaan suplai Jimny 5-pintu agar konsumen tidak terlalu lama menunggu. Inden sangat panjang pernah menimpa Jimny 3-pintu yang saat awal debutnya bisa memakan waktu tunggu 5-6 tahun secara global.
"Kami sudah berkoordinasi dengan prinsipal kita untuk bisa adjust kuota bulanan kita agar bisa mengirim ke konsumen kita. Mudah-mudahan bisa lebih cepat, tapi memang tidak mungkin beli sekarang dapat besok istilahnya, waktu tunggu ada hanya saja tidak ekstrem seperti bertahun-tahun," jelasnya.
Dirinya tengah mengusahakan agar Jimny 5-pintu tidak mengalami masa tunggu atau inden yang ekstrem seperti saudaranya yang 3-pintu. Cita-citanya adalah menjaga di antara dua sampai tiga bulan.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya kalau kita lihat dari habit industri otomotif, jangka waktu inden yang dirasa masih aman itu around dua sampai tiga bulan. Kita mau jaga di angka seperti itu, cuma untuk achieve angka 2-3 bulan bukan hal yang sekarang dikerjakan besok selesai, bukan," tegasnya.
"Karena terkait dengan koordinasi segala macam, soalnya mobilnya kan bukan dibuat di Indonesia. Itu harus lihat suplai, pengkapalan, distribusi, manufaktur, dan sebagainya," pungkas Harold.
***