Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
CATL Jadi Produsen Baterai Mobil Listrik Terbesar, LG di Urutan Kedua
19 September 2023 16:27 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
CATL (Contemporary Amperex Technology Co. Limited) menjadi produsen baterai listrik dengan volume terbesar sepanjang Januari-Juni 2023. Mereka telah memproduksi baterai dengan kapasitas 93 GWh dan berpotensi terus meningkat mencapai 200 GWh akhir 2023.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Insideevs, CATL menjadi produsen terbesar baterai mobil listrik diikuti LG Energy Solution dengan kapasitas produksi baterai mencapai 57,1 GWh, dan BYD ada di urutan ketiga dengan 49,4 GWh, kemudian Panasonic (28,1 GWh), serta SK On (18,5 GWh).
CATL merupakan produsen asal China yang didirikan pada 2011, fokusnya pada manufaktur baterai lithium ion, sistem penyimpanan energi, dan manajemen baterai kendaraan listrik.
CATL mengisi pucuk kepemimpinan produsen baterai kendaraan listrik dengan spesialisasi pemasok tingkat satu dan pengembangan baterai lithium ion untuk hybrid maupun EV murni.
Investasi CATL, LG Energy Solution, dan BYD di Indonesia
Adapun, CATL juga akan beroperasi di Indonesia. Raksasa baterai itu menggandeng PT Aneka Tambang (Antam) dan PT Industri Baterai Indonesia (IBI), menggarap proyek senilai 5,97 miliar dolar AS atau Rp 85,7 triliun.
ADVERTISEMENT
Keterangan resmi CATL, kemitraan tersebut adalah integrasi industri baterai kendaraan listrik di Kawasan Industri FHT Halmahera Timur, Maluku Utara dan di beberapa lokasi lainnya.
Industrinya termasuk penambangan dan pengolahan nikel, katoda, pemanufaktur sel baterai, sampai daur ulang, sebagai upaya mengamankan bahan baku utama dan sumber daya dari hulu.
Di samping itu, LG Energy Solution telah berkolaborasi bersama Hyundai Motor Group (membentuk PT HLI Green Power), yang telah memulai pembangunan pabrik sel baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat.
Nilai investasinya mencapai 1,1 miliar dolar AS atau Rp 15 triliun. Proyeksinya pabrik ini bisa memproduksi baterai hingga 10 GWh, untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 150 ribu unit mobil listrik.
Kapasitasnya bisa ditingkatkan hingga 30 GWh per tahun menyesuaikan permintaan kendaraan listrik yang terus meningkat.
ADVERTISEMENT
Sementara BYD, realisasi investasinya masih menunggu insentif pajak mobil listrik, berupa revisi Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019. Yang isinya investor dipersilakan impor mobil listrik secara utuh, namun dengan komitmen perakitan secara lokal.