Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Brand otomotif DFSK , melalui PT Sokonindo Automobile sudah berusia 3 tahun, sejak menapaki bisnisnya pertama kali di Indonesia pada akhir 2017 lalu.
ADVERTISEMENT
Sejumlah capaian pun ditorehkan perusahaan patungan antara Dongfeng dan Chongqing Sokon Industry Group itu. Meski demikian, DFSK agaknya masih punya pekerjaan rumah yang harus dipenuhi sesuai visi dan misinya.
Peluncuran mobil listrik
Pertama produk mobil listrik. Belum lama ini DFSK tampak vokal menyatakan partisipasinya dalam pengembangan iklim mobil listrik di Indonesia. Bila ingat, setahun lalu dalam sebuah pameran otomotif pabrikan memamerkan mobil listrik DFSK Glory E3.
Pabrikan pun pernah menyatakan kesiapannya untuk memasarkannya. Pabriknya yang berada di Cikande, Banten pun diproyeksikan mampu memproduksi mobil listrik. Namun setahun berlalu DFSK Glory E3 belum juga bisa dibeli konsumen.
Mobil listrik DFSK lain yang juga masih menggantung alias sudah dikenalkan tapi belum dijual adalah DFSK Gelora listrik. DFSK baru merilis Gelora versi bermesin bensin pada November 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
"DFSK masih belum meluncurkan kendaraan listrik di Indonesia karena masih menunggu semua peraturan siap dan melihat bagaimana dengan permintaan konsumen di Indonesia," jelas Public Relation and Media Manager PT Sokonindo Automobile Ahmad Rofiqi kepada kumparan.
Basis produksi di Asia
Selain mobil listrik , pr lain yang harus diselesaikan adalah komitmen DFSK menjadi basis produksi di Asia setelah pabriknya yang berada di China. Sebagai tahap awal DFSK akan memasok kendaraan se-Asia Tenggara.
Hanya saja sampai tahun ke-3 menapaki bisnis di tanah air masih belum ada tanda-tanda gebrakan DFSK soal peningkatan ekspor. Seremoni mengenai ekspor kendaraan dengan angka yang besar pun belum dilakukan DFSK.
Namun mengacu data ekspor Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), dari 2019 hingga 2020 diam-diam sudah melakukan ekspor. Jumlahnya 681 unit, terdiri dari Super Cab, Glory 580, dan Glory 560 yang dikapalkan ke Filipina, Myanmar, Maroko, dan beberapa ke Tanzania.
ADVERTISEMENT
Menyoal ini Ahmad menjelaskan DFSK masih berfokus pada pemenuhan kebutuhan dalam negeri. "Ke depannya untuk negara-negara ASEAN akan menjadi destinasi ekspor sesuai dengan strategi kami "From Indonesia to International".
Realisasi target penjualan DFSK yang besar
DFSK juga perlu menggenjot lagi aktivitas penjualannya. Sebab, DFSK terbilang pabrikan yang berambisi mampu menjual mobil dengan angka yang tinggi.
Pada 2019, DFSK mematok target 12 ribu unit. Namun berdasarkan data penjualan wholesales Gaikindo, DFSK menjual 3.857 unit. Kemudian secara retail 3.260 unit.
Artinya torehan ini masih jauh dari target yang dicanangkan. Pada 2018 lalu, target penjualan jenama Tiongkok ini juga masih belum menyentuh target. Berikutnya pada 2020 ini, pabrikan enggan mengungkap lagi soal angka target penjualannya.
ADVERTISEMENT
"Kondisi ini membuat kami harus menyesuaikan strategi, target, serta berbagai hal lainnya agar bisa melewati masa-masa pelik seperti sekarang," terang Ahmad.